Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Pemimpin Seapik Risma Dihancurkan Warganya

1 Desember 2020   18:23 Diperbarui: 1 Desember 2020   18:45 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: manado.tribunnews.com

Dunia politik jika memang diruntut dari akarnya, tidak lain adalah kecintaan pada figure bukan dengan ideology politiknya.

Tak ubahnya politik saat ini, yang menjadi ukurannya tentu adalah figuritas, mampukah figure tersebut menjawab rasa cinta pada pendukungnya?

Untuk itu mengapa berpolitik. Pertama yang harus dibangun adalah figuritas, supaya ada ketertarikan masyarakat untuk dapat memilihnya di dalam pelaksanaan pemilu.

Memang pemilihan umum, yang tertuang adalah kepentingan kelompok. Untuk itu saling menyerang antar sesama kelompok dalam politik pada saat pemilihan umum sudah biasa terjadi.

Tetapi mencengankan ketika pada saat pemilihan umum sendiri menjelek-jelekan yang tidak akan menjadi "kandidat" pemilihan umum itu.

Seperti contohnya di pilkada 2020 kota Surabaya, pendukung dari salah satu calon ingin menghacurkan Tri Rismaharini yang saat ini menjabat walikota Surabaya.

Diketahui, video viral berisi nyanyian 'Hancurkan Risma Sekarang juga' dinyanyikan oleh para pendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota Surabaya nomer urut 02 Machfud Arifin dan Mujiman yang juga adalah warga Surabaya.

"Hanya karena alasan keterlibatan dan kesamaan politik dengan competitor calon walikota Surabaya Tri Rismaharini ingin dihancurkan oleh pendukung salah satu calon dalam pilkada Surabaya 2020 itu sangat tidak bijak".

Perlu diketahui Tri Rismaharini adalah kader PDIP, dimana PDIP dalam pilkada kota Surabaya sendiri mencalonkan Eri Cahyadi sebagai Walikota dan Wakil Walikota Amuji, yang dalam pilkada 2020 sendiri mendapat nomer urut 01.

Atas kasus itu, Balai Kota Surabaya tempat wali kota Tri Rismaharini berkantor sejak Sabtu, 28 November lalu dibanjiri karangan bunga tanda dukungan kepada walikota Surabaya.

Karangan bunga sendiri dikirim oleh Tokoh masyarakat Surabaya, Tokoh Agama, Bunda PAUD, Relawan Rungkut dan Relawan Kedung Baruk.

Banyak yang menyesalkan ungkapan dari pendukung salah satu calon walikota yang ingin mengahancurkan Walikota Ti Rismahariani. Sebab Tri Rismahariani oleh mayoritas warga Surabaya sudah dianggap sebagai ibu dari kota Surabaya tersebut.

Selama ini oleh warga Surabaya, kinerja walikota Tri Rismahariani sendiri mendapat respon yang positif mengingat banyak kemajuan yang telah dicapai oleh kepemimpinan Tri Rismahariani selama periode masa jabatannya.

Beberapa dari kemajuan itu yakni Surabaya dinilai lingkungannya lebih indah dengan kebijakan pemerintah kota Surabaya selama kepemimpinan Tri Rismahariani yang perhatian penuh ruang terbuka hijau.

Selain itu Tri Rismahariani dalam kepemimpinannya juga sering turun ke lapangan langsung meninjau jika ada bencana dan inspeksi mendadak kewilayah-wilayah Surabaya.

Salah satunya adalah pengendalian banjir beberapa waktu lalu, dimana banjir dapat surut hanya beberapa jam di kota Surabaya. Jelas menandakan baiknya system pembuangan air yang ada di kota Surabaya untuk pengendalian banjir.

Maka dari  itu ucapan hancurkan Tri Rismahariani tentu menghancurkan sebagian besar masyarakat Surabaya.

Untuk itu dukungan kepada Tri Rismahariani terus mengalir dari masyarakat Surabaya melalui karangan bunga dengan berbagai tulisan yang pada intinya mendukung Tri Rismaharini.

Satu pelajaran yang patut menjadi pelajaran bersama bawasannya karena faktor politik pemimpin se-apik apapun jika dihadapkan pada kompetitir politik memang tidak akan pernah bagus. Tetapi itulah realita politik yang masyarakat harus terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun