Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Luhut dan Potensi Masalah Wisata Medis

30 Agustus 2020   10:40 Diperbarui: 1 September 2020   11:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:netralnews.com

Tentu 600 ribu orang dalam negri yang berobat ke luar negri adalah bentuk kerugian kita yang tidak berbenah di industri kesahatan. Maka dengan alasan ini saya kira langkah Mr. Luhut rasional adanya. 

Dirinya berargumen bawasanya masyarakat kita "Indonesia" senang berobat ke Penang (Malaysia) dan Singapura karena layanan kesehatan terhitung murah dan lebih cepat sembuh.

Jika Indonesia dapat seperti itu saya kira orang-orang didalam negri tidak akan berobat ke luar negri benar adanya. Dalam pelayanan sendiri saya kira faktor kepercayaan, pelayanan yang baik, serta fasilitas yang memadai, kemudian berbiyaya murah.

Saya yakin tidak hanya industri medis yang menyasar segala segmen. Tentu semua Industri jika mengedepankan semua itu pasti akan menjadi pilihan utama konsumen.

Dengan langkah yang visioner untuk ekonomi dalam negri tetap kuat. Memperbaiki industry kesehatan yang selama ini tidak mampu menyasar semua bahkan pasien dalam negri yang memilih berobat di luar negri merupakan langkah yang realistis.

Tetapi berbeda ketika kita hanya menganggap kemajuan selalu dipersepsikan orang luar negri datang berbondong-bondong karena kehebatan tenaga medis suatu Negara.

Tidak melihat kekurangan apa yang ada didalam Negara itu sendiri termasuk budaya medis dan budaya masyarakatnya untuk dibenahi dari dasar dan menyeluruh kepenjuru negri.

Inilah yang membuat terkadang logika siapapun orang Indonesia ini tertutup termasuk para konseptor bangsa yang saat ini menduduki jabatan startegis Negara dalam mempresepsikan sesuatunya.

Jika memang wisata medis hanya untuk mendukung industri wisata medis saja tidak menyeluruh ke semua industri kesehatan yang ada di Indonesia. 

Saya kira rumah sakit berstandar internasional seperti Jhon Hopkins di Amerika Sertikat meskipun ada di Indonesia.

Jelas akan segmentatif dinikmati oleh kalangan tertentu. Bahkan bisa saja orang Indonesia tidak merasakannya keberadaan wisata medis tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun