Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Potensi Wisata Alam di Kecamatan Simbuang yang Belum Tersentuh

6 April 2024   19:05 Diperbarui: 8 April 2024   16:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deretan sawah tadah hujan di Lembang Puangbembe, Kecamatan Simbuang. Sumber: dok. pribadi

Wilayah Kecamatan Simbuang yang terletak di zona terisolir atau terpencil, ternyata memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Sayangnya, potensi ini belum tersentuh pengelolaan. Sejauh ini, potensi tersebut hanya menjadi pemanis di tengah masih terisolasinya wilayah dengan pemilik satu-satunya kain tenun di Tana Toraja.

Kondisi alam Simbuang yang ada di lereng pegunungan menghadirkan pesona pemandangan alam yang luar biasa. Sebelum sawah menampakkan dirinya, hamparan sabana yang berpadu dengan perbukitan akan menghampiri mata pengunjung ke Simbuang. 

Begitu beragam objek yang bisa dijadikan sebagai sarana wisata di wilayah ini yang terkait dengan keindahan alam. Salah satu potensi wisata alam di Simbuang adalah pemandangan deretan persawahan tadah hujan. Sawah-sawah ini mendominasi ketersediaan lahan pertanian di kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Nosu di kabupaten Mamasa. 

Petak-petak sawah mini dengan lebar ada yang mencapai 30 cm justru menambah manis pemandangan di Simbuang. Deretan sawah sangat langsing memanjang dan meliuk-liuk layaknya sebuah belut. Bagi pecinta keindahan alam, dijamin tak akan ada rasa bosan dengan suasana alam Simbuang. 

Sawah tadah hujan di Kecamatan Simbuang. Sumber: dok. pribadi. 
Sawah tadah hujan di Kecamatan Simbuang. Sumber: dok. pribadi. 

Hampir semua desa (Lembang) di Simbuang memiliki kompleks sawah tadah hujan. Sawah yang dekat aliran sungai ukurannya agak besar. Semakin ke atas ke lereng perbukitan, luas sawah semakin menyempit. Akhirnya, hanya selebar satu deret tanaman padi. Uniknya sawah tadah hujan Simbuang tak terlepas pula dari masih terpeliharanya cara tradisional warga mengelola  sawah. 

Masih awetnya pula sawah tradisional di sekitar wilayah Simbuang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah masih terpeliharanya kearifan lokal di sana. Masa turun ke sawah masih mempertimbangkan petunjuk dari tetua adat. Terkait hal ini pun akan menjadi daya tarik wisata ke Simbuang. 

Suasana perkampungan dengan pemandangan sawah tadah hujan di Kecamatan Simbuang. Sumber: dok. pribadi.
Suasana perkampungan dengan pemandangan sawah tadah hujan di Kecamatan Simbuang. Sumber: dok. pribadi.

Sejauh mata memandang, deretan sawah unik inilah yang banyak menghiasi mata. Terlepas dari kondisi akses jalan ke Simbuang yang masih tergolong ekstrim, akan tetapi pemandangan alam persawahan ini dijamin mampu menghilangkan penat dan capek di perjalanan.

Perpaduan keunikan penataan sawah tadah hujan yang tersusun dengan rapi sangat cocok digunakan sebagai latar swafoto, latar foto prawedding atau foto jenis lainnya yang bertema alam. Sejak memasuki Lembang Makkodo, Kelurahan Sima, Lembang Puangbembe Mesakada dan lembang lainnya, kita akan sering diajak berhenti sejenak untuk menatap deretan persawahan tradisional warga Simbuang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun