Banyak sesuatu yang tidak Bani ketahui termasuk dengan cara apa obrolan-obrolan yang membuat wanita nyaman didalamnya termasuk Wiwit.Â
Obrolan paling ringan bagi banyak orang merupakan obrolan paling berat, itulah bagaimana lemahnya pengetahuan Bani terhadap hal yang remah tapi merekatkan hubungan personal.
Tidak jarang juga ketika Bani sedang ngobrol hal pekerjaannya menulis dengan Wiwit, ia pun bertanya-tanya, apa maksud yang di bicarakan Bani.Â
Inilah sesutau yang mengganjal itu, karena kata banyak orang sesuatu yang akan menjadi cinta adalah pembicaraan yang nyambung, dan Bani merasa bahwa; apakah ada seseorang yang rela untuk memahami Bani sedikit saja untuk dia dapat membagi hidupnya agar dia dikenali terlebih dahulu, supaya pembicaraan itu dapat nyambung dengan wanita termasuk Wiwit?
Terkadang hilangnnya kepercayaan diri dibalik tidak banyak tahunya hal apa yang dapat membuat nyaman wanita terhadap pria, itulah banyak dari hal yang remeh tidak diketahui Bani. Ia "Bani" justru malah asyik mengkaji sesuatu yang terjadi sebagai fenomena sosial masyarakat, membaca filsafat, bahkan melarikan diri pada pengetahuan spiritual (kejiwaan) manusia.
Namun kembali pada sesuatu yang dianggap baik, buruk, benar dan salah, apakah kebaikan bagi seseorang bersifat sama?Â
Padahal "Scorates" sendiri ketika ditanya oleh Plato, ia tidak dapat menjawab; "sebab kebaikan itu merupakan suatu hal tidak dapat terdefinisikan oleh manusia".
Wiwit yang cenderung tertutup, Bani yang cenderung diam, apakah akan menjadi cinta pada akhirnya?Â
Mungkin ini hal yang terlalu jauh. Karena menurut berbagai penelitian sendiri, wanita lebih sulit jatuh cinta dibanding pria, dan Bani tentu sebagai "pria" lebih mudah jatuh cinta dari pada Wiwit.
Tentang cinta sendiri memang membingungkan, dibalaik harus saling mengenal antara pria dan wanita, ia juga harus ada dasar dari ketertarikan dari dalam hatinya terlebi dahulu.
Namun bagaimana dengan dingin dan diamnya Bani sebagai bahan obrolan menggoda Wiwit dapat mencintainya, apakah Wiwit bisa mencintai Bani? Disinilah rasionalitas Bani bermain. Wiwit yang dingin pula terhadap Bani menjadi tanda itu sendiri bawasannya; sama-sama dalam diam apakah manusia dapat saling mencintai?