Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata Sebagai Sebuah Karya

8 Juli 2020   10:47 Diperbarui: 9 Agustus 2020   01:02 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah manusia mencari sesuatu yang berbeda ketika bersanding dengan wacana kebosanannya sendiri dalam menjalani hidup ini?

Berbicara sebagai diri; manusia adalah subjek yang sama, dan perkara objek itu jika disadari: ia tidak akan pernah menjadi sama, justru menawarkan sesuatu yang berbeda dari diri manusia. 

Menjadi seniman kata-kata dan selalu membedakan setiap objek; memang adakalanya mengaburkan diri dari menjadi manusia yang berpikir itu.

Tidak pernah selsai dengan pertanyaan, mungkinkah ini akan menjadi hormon yang meningkatkan stress itu pada manusia. 

Terlalu lelah dalam mengetik, ini bukan saja untuk obat bagaimana seorang "diri" sebagai binatang perasa menyembuhkan dirinya sendiri.

Berbagai ungkapan dalam tanya tentu supaya pikiran itu lelah menjadi dirinya, kemudian tidak lagi berpikir.

Karena didalam kelelahan hidup manusia, intuisi (suara batin) akan hadir menjawab itu, bagiamana dirimu, itulah setiap apa yang kalian rasakan dari rasa-rasa kalian sendiri. Mau menjadi apakah diri kalian kini, dan puaskah kalian akan hidupmu sendiri sebagai saat ini?

Sebenarnya saya pun rancu menjadi manusia puitis dengan berbagai kata-kata yang mungkin absurd untuk dibaca. 

Namun yang ada pada bayang-banyang pemikiran ini. Bukan saja saya sedang berbicara dengan dirinya sendiri, tetapi juga dengan rasa-rasanya sendiri, yang tidak sepenuhnya saya ingini dan mungkin banyak orang mengerti.

Menjadi berbeda dengan manusia kebanyakan memang membuat terasing. Sebenarnya saya pun ingin menjadi manusia biasa-biasa saja sama seperti manusia yang biasa disana, berkumpul, bercanda, tertawa dengan obrolan yang sebenarnya hanya menjadi basa-basi saja di pos ronda.

Tetapi hidup seperti menjalani takdirnya sendiri-sendiri. Yang nyatanya saya harus menjadi seniman kata-kata karena pikirannya yang tidak berhenti berpikir, selalu mengundang tanya dibalik tidak adanya pertanyan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun