Mohon tunggu...
Rosi Hikmiyyah
Rosi Hikmiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

As an active 3rd-semester student of Communication Science, I am deeply passionate about the field of communication, public relations, social media, and jurnalist. With a solid foundation in communication theories and techniques, I am eager to contribute my creativity, strategic thinking, and strong interpersonal skills to share my thoughs and my analysis on the blog.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ungkap Kiat Sukses Perjalanan Penulis Menyulam Kata-kata dalam Karya Literaturnya

7 April 2024   23:45 Diperbarui: 7 April 2024   23:47 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Buku Hasil Karya Gunanto Suprapto

Di era di mana kata menjadi jendela menuju dunia yang luas, perjalanan seorang penulis dalam menyulam kata menjadi karya literatur yang memikat bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, dengan kiat yang tepat, mereka mampu menembus batasan-batasan dan menciptakan karya yang menginspirasi jutaan pembaca di seluruh dunia. Menurut pandangan Saleh Abbas (2006:125), keahlian dalam menulis merujuk pada kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, opini, dan emosi kepada orang lain melalui tulisan. Kemampuan untuk menyampaikan ide dengan tepat memerlukan penggunaan bahasa yang tepat, kaya kosakata, serta tata bahasa dan ejaan yang benar. Sementara menurut Byrne (dalam Haryadi dan Zamzani, 1996:77), keterampilan dalam menulis karangan melibatkan proses mentransformasikan pemikiran ke dalam bahasa tertulis dengan kalimat-kalimat yang tersusun rapi dan jelas, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Indonesia melahirkan banyak sekali penulis berbakat, salah satunya yang kami wawancarai yaitu Pak Gunanto Suprapto, seorang motivator dan penulis buku pelajaran ternama dan Pak Edo Rusyanto, seorang jurnalis dan penulis buku mengenai isu-isu sosial.

Motivasi utama Pak Gunanto dalam menjadi penulis adalah ingin memberikan kontribusi intelektual kepada masyarakat serta memanfaatkan waktu luang, “Menulis adalah kegiatan yang mengasyikkan. Ada kebanggaan jika hasil karya kita dibaca dan bermanfaat bagi orang lain,” ucap Pak Gunanto dalam wawancara pada Sabtu (6/4). Keistimewaan dalam karya-karya beliau terpancar dalam kemahiran memadukan literasi numerik dengan matematika. Kreativitas tercurah dalam hasil karya yang menjelajahi ranah pendidikan dasar, menghidupkan konsep sprindik (barcode) di dalam buku, yang mempersembahkan tidak hanya video tutorial tetapi juga tantangan-tantangan berpikir yang menarik.

Beberapa hasil karya Pak Gunanto yang terkenal adalah buku pelajaran ESPS Matematika SD/MI Kelas 3 Kurikulum 2013, Erlangga X-Press USBN Matematika SD/MI 2020. Dalam menulis karya literaturnya, sudah pasti Pak Gunanto menghadapi beberapa tantangan yang cukup kompleks. Bagi beliau sebagai seorang penulis, tantangan terbesar tidak hanya berada dari dilema eksternal, melainkan juga dalam dirinya sendiri. Ia harus memiliki komitmen yang kuat, ketekunan dalam mengejar karya, terus-menerus menyempurnakan hasil tulisannya, dan menemukan gagasan-gagasan segar yang belum pernah diungkapkan oleh penulis lain dalam karya-karyanya. 

Perjalanan karir penulis ini sangat dinamika, dan seringkali dipengaruhi oleh konteks dan momen yang terjadi di sekitarnya, menunjukkan bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kualitas karya, tetapi juga oleh dimana dan kapan karya tersebut dipublikasikan. Dalam hal ini, lokasi geografis dan waktu yang tepat dapat menjadi faktor kunci dalam menerima pengakuan dan apresiasi dari masyarakat. Pak Gunanto itu sendiri  sampaikan bahwa “beliau yang berfokus pada literasi numerasi mencerminkan pendekatan unik dalam mengintegrasikan teknologi barcode untuk memperkaya pengalaman belajar matematika di Sekolah Dasar” pada wawancara sabtu (6/4). Ini menunjukkan bagaimana lokasi fisik materi dalam buku dapat diperkaya dengan konten digital, memberikan dimensi baru dalam cara siswa berinteraksi dengan materi pembelajaran.

Pak Gunanto menyampaikan, “Saya lebih suka gaya penulisan yang autentik mengambil pembaca dari konsep yang mudah dan konkret menuju pemahaman yang lebih kompleks dan abstrak, serupa dengan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain yang lebih menantang”, ucap Pak Gunanto pada wawancara Sabtu (6/4). Ilustrasi yang menarik dan kegiatan interaktif dalam karya beliau bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan mendorong pembaca untuk langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Dan program literasi di Indonesia, yang berkembang di era digital, tidak terbatas oleh lokasi atau usia, menunjukkan bahwa literasi telah menjadi lebih inklusif dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Aplikasi mobile yang digunakan sebagai alat literasi menunjukkan potensi besar dalam memperluas jangkauan edukasi, menandakan bahwa masa depan literasi akan semakin cerah dan berdampak luas.

Sebagai seorang penulis, Pak Gunanto tentu memiliki perjalanan karirnya sendiri. Menurut pengalaman Pak Gunanto, perjalanan karir penulis itu sangat dinamika. Yang artinya bagaimana perjalanan karir sebagai penulis akan berbeda tergantung dari faktor perkembangan dan penyesuaian diri terhadap karirnya sebagai penulis. Dalam kategori penulis buku pendidikan, tentu mempunyai proses yang berbeda dengan kategori tulisan lainnya. Proses untuk membuat buku pelajaran juga dapat dipengaruhi oleh gaya penulisan yang diterapkan oleh penulis. Dalam wawancara, Pak Gunanto menyampaikan bagaimana gaya penulisan beliau untuk membuat sebuah karya tulis. Beliau menyampaikan, “Saya lebih suka menggunakan gaya penulisan yang hakiki, yaitu mulai dari yang mudah menuju kompleks dan dari konkret menuju abstrak, serta menampilkan ilustrasi menarik dalam karya. Saya memberikan banyak kegiatan agar pengguna dan pembaca dapat langsung mempraktikkan isinya.” pada wawancara hari Sabtu (6/4). Proses menulis buku pendidikan dimulai dengan menguasai topik pembelajaran. Lalu beliau akan membuat ide besar, dimana ide besar tersebut akan membantu penulis untuk mengemas buku pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan pembaca. Selanjutnya, ide besar tersebut akan diturunkan kepada sub-ide. Lalu ketika seluruh proses mentah seperti topik, ide besar, dan sub-ide sudah ada dan lengkap, maka akan dilakukan evaluasi dan penyempurnaan. Dan pada akhirnya semua proses akan dituangkan ke dalam sebuah tulisan yang nantinya akan dibuat menjadi buku. 

Gaya penulisan yang diterapkan oleh penulis tentu berbeda-beda tergantung dengan kenyamanan penulis itu sendiri. Dalam wawancara, Pak Gunanto menyampaikan bagaimana gaya penulisan beliau untuk membuat sebuah karya tulis. Beliau menyampaikan, “Saya lebih suka menggunakan gaya penulisan yang hakiki, yaitu mulai dari yang mudah menuju kompleks dan dari konkret menuju abstrak, serta menampilkan ilustrasi menarik dalam karya. Saya memberikan banyak kegiatan agar pengguna dan pembaca dapat langsung mempraktikkan isinya.” pada wawancara hari Sabtu (6/4). 

Selain Pak Gunanto yang menuangkan hasil ide-idenya melalui buku pelajaran, ada Pak Edo Rusyanto selaku jurnalis dan penulis buku yang mengangkat isu atau masalah sosial. Pak Edo Rusyanto sendiri juga memiliki perjalanan karir yang cukup menarik. Berawal dari hobi menulis sejak ia masih duduk di bangku sekolah hingga sampai saat ini beliau sudah menjadi seorang jurnalis. Beliau sendiri menganggap bahwa menulis merupakan bagian dari pegangan hidupnya seperti yang beliau sampaikan bahwa “Tadinya hobi terus akhirnya jadi semacam pegangan hidup juga,” ucap Pak Edo pada wawancara hari Minggu (7/4). Saat ini, rutinitas Pak Edo Rusyanto bekerja di Koran Investor Daily. Namun, tak jarang Pak Edo Rusyanto menulis dan menuangkan hasil pemikirannya tersebut hingga menjadi sebuah buku pada saat waktu luang, beliau mengaku kebiasaan tersebut sudah dilakukan sejak awal tahun 2000an.

Dorongan bagi Pak Edo sehingga ia memilih untuk memulai karirnya menjadi penulis buku mengenai isu-isu sosial, timbul dari minatnya dalam menulis yang tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan karya-karya semata, tetapi lebih sebagai sarana untuk mewadahi pengetahuan dan pemahaman tentang dunia di sekitarnya. Dengan antusias, ia menyatakan bahwa menulis tidak hanya merupakan ekspresi diri saja, melainkan menjadi ruang untuk menyampaikan jawaban dari setiap pertanyaan yang terlintas. Beliau juga menyampaikan, bahwa "Menulis adalah bernafas; berhenti menulis berarti berhenti bernapas." pada wawancara hari Minggu lalu (7/4).

Pak Edo melihat menulis sebagai sebuah perjalanan spiritual yang tidak hanya mengajaknya untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya, tetapi juga untuk terlibat secara langsung dalam pengalaman-pengalaman baru yang harus ia alami. Setiap kata yang ia tulis dipandangnya sebagai hasil dari pengamatan nyata dan eksplorasi mendalam atas pengalaman hidup yang ia alami. Namun, tidak hanya itu, ketertarikan Pak Edo dalam menulis buku juga mencerminkan ambisinya untuk menciptakan karya yang akan memiliki dampak jangka panjang dan abadi bagi pembacanya. Dalam pandangannya, sebuah buku bukanlah sekadar kumpulan kata-kata, melainkan sebuah warisan intelektual yang akan menerangi dan menginspirasi generasi yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun