Sebaliknya prio bagi rinasih apakah bisa menjadi menarik? Tentu, prio dengan kepribadiaannya yang unik tersebut, pria pendiam yang tidak banyak bertingkah, sesekali membuat rinasih gemes memandang kepribadiaanya yang absurd, menarik tidak menarik tidak ada soal, prio hanya ingin menjadi dirinya sendiri, meskipun kelekatan kekaguman kepada rinasih terus bergema.
Prio tahu rinasih sendiri adalah seoraang pemarah dalam keceriaannya, pandai memaafkan atau tidak prio tidak memperdulikan itu. Jika memang ia orang yang murni dalam memandang orang lain, pasti tidak perlu seseorang yang ingin hidup bersamanya menunjukan terlalu berlebihan cinta atau perasaan padanya. Tetap akan menjadi kesia-siaan belaka ketika; apa artinya manusia berjuang mendapatkan kata "iya" dari lawan jenis untuk hidup bersama tetapi sebelumnya lawan jenis itu memang tidak punya ketertarikan sedikitpun.
Biarlah ketertarikan itu muncul terlebih dahulu ketika memandang manusia dengan sisi orisinalitasnya. Prio memang ingin menjadi orisisnil memandang cinta. Perkara rinasih juga tertarik dengan konsep kepribadian prio, suatu saat nanti ketika saatnya ada sesuatu, pasti dua hati ketertarikan tersebut akan bertemu dijalannya. Menebak memang sulit, berjuang tanpa restupun sama tidak ada artinya. Narasi cinta, wanita dan persamaan candu seperti agama dalam romansa, ini menjadi bahan cerita, akan terus menjadi cerita yang layak sebagai bahan pemikiran kita semua. Karena berpikir cinta membuat manusia menjadi waras tetapi terkadang gila.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI