Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hebert Marcuse, Dimensi Logika Kerja

13 Juni 2019   18:00 Diperbarui: 14 Juni 2019   10:15 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi, dokpri; Buku Manusia Satu dimensi karya Hebert Marcuse

Menulis yang kelihatan menjadi konten yang menarik kini juga beberapa kali di tulis oleh penulis-penulis itu sendiri. "Dari kehilangan jutaan rupiah jika tidak menulis, atau tidak bisa menulis dan lain sebagainya yang terkait dengan dunia kepenulisan itu".

Kuli yang sedang menulis untuk menopang upaya tambahan pendapatan kebutuhan hidup, memang harus mengoptimalkan waktunya. Disamping juga harus melihat situasi bagaimana kerja sebagai kuli itu masih banyak waktu. Tanpa represi kerja konvensional yang berlebih, dan masih sempatnya waktu untuk kreatif haruslah di pertahankan kerja seperti itu. Itulah faktor kerja kuli terbaik, masih dapat berkreatif mendapat pendapatan pinggiran dari sana.

"Di balik harus berjalannya logika dari setiap dimensi kerja membuat kesalahan dari setiap fokus menulis, kejar reward, tetapi dikomplen kerja konvensioanal yang sedang dijalani, ya sudah! Tetapi ada hikmahnya juga dapat reward ber-kreatif, lumayan menopang kebutuhan hidup dari proses kratif "menulis" penganti kerja gaji sebagai kuli di wilayah konvensional". Dan kerja konvensional yang masih harus di laukukan jika "kebuntuan dari menulis itu datang tanpa reward"

"Bukan besar atau kecilnya  nilai sebenarnya, dengan ini manusia dapat suntikan moral setidaknya punya perspektif lain dari "menjemput rejeki", disamping kerja konvensional yang semakin banyak kuli yang di banting tulangnya. Diluar itu, "menulis untuk manusia kreatif sembari banting tulang di wilayah konvensioanl juga penting. Saya kira dapat menjadi terapi mental dan hiburan yang murah, karena banyak hiburan melupakan beban kerja yang mahal biayaya-nya saat ini".

Di sini, diwilayah kerja, kuli kerja konvensioanal pun hasilnya tidak seberapa, "bukan menolak rezeki". Untuk membayar kebutuhan hidup sehari-hari saja hanya cukup, apa lagi ditambah kebutuhan kesenangan dari hasil kerja sebagai kuli, jelas masih sangat jauh dan timpang.

Jadi untuk kepentingan apa lagi, saya bertahan dengan satu pola bukti kerja kuli konvensional yang kurang mencukupi? Dan menjadi manusia pekerja kreatif yang dibayar hanya lumayan dari pada tanpa tidakaan yang menjadi nilai pendapatan? Memang tidak dapat ditawar, di dalam hidup dengan corak satu dimensi ini, membuat kita harus memutar logika untuk menambah dimensi-dimensi lain dari pengejaran suatu produksi dan konsumsi.

Mumpung manusia masih muda dalam memandang zaman, "manusia juga tidak menjadi statis". Eksplorasi diri bagi manusia hidup dalam masyarakat teknologi itu sangat penting. "Menulis (bekerja kreatif) sampingan bagi manusia kini sudah menjadi pola hidup baru. Ketika pola hidup baru itu terancam, harus mencari pola lain agar tidak saling mengancam. Membuat sintesime antara menjadi kuli konvensional dan pekerja kreatif tanggung, dengan alasan  menjadi juru menyelamatkan ekonomi manusia modern sangat patut dilakukan satu dimensi hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun