Itulah sekelumit contoh, betapa kekerasan dan konflik sudah menjadi bagian inheren umat manusia dalam rentang sejarah yang sangat panjang, hingga detik ini. Bahkan begitu penciptaan manusia dikemukakan oleh Tuhan, maka terlahirlah bibit konflik dan kekerasan primordial antara manusia dengan Iblis, yang kemudian termanifestasikan dalam panggung sejarah. Inilah sisi gelap karakter dasar manusia yang selama ini sering luput dari perhatian kita.
Ali    :   Yang tak kalah mengerikannya adalah ternyata Sapiens leluhur kitalah yang menyebabkan kepuhanan jenis manusia lainnya. Mereka melakukan genosida saat berdiaspora ke berbagai pelosok bumi.
Ila    :   Wuah, gaya kali kau! Dari mana informasi itu kau dapat?
Ali    :   Makanya Iqra dong. Coba baca buku Sapiens karya Yuval Harari, halaman 19 paragraf ketiga, pojok kanan bawah.
Ila    :   Hebat. Kemajuannya kuantum.
Ali    :   Pertanyaan paling penting, jika realitasnya seperti itu, apa yang bisa kita lakukan agar kondisi menjadi lebih baik? Paling tidak agar potensi kekerasan di sekolah ini bisa dicegah dan diselesaikan dengan tepat.
Ila    :   Ini merupakan tanggungjawab mulia kita sebagai guru. Tentu saja penanganannya harus sistematis dan melibatkan semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat.
Lia   :   Betul sekali. Langkah pertama, kita harus mampu melakukan diagnosis, siapa pelaku, korban, tindakan yang dilakukan, penyebab, waktu, tempat, dampaknya, dan kemungkinan jika ada saksi yang melihat, bagaimana sikap mereka saat kejadian itu berlangsung. Pemetaan tersebut akan memudahkan kita membuat alur penanganan masalah.
Ila    :   Mungkin bisa dibuat semacam matriks analisis variabel masalah?