Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Slow-Paced Holiday sebagai Tren Liburan Terkini

3 September 2022   16:36 Diperbarui: 6 September 2022   14:17 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hammock (M.Meyer/pixabay.com)

Ini bukan masalah tempatnya tetapi bagaimana cara kita menjalani hari hari yang jauh berbeda dengan rutinitas dengan tempo dan irama yang berbeda pula.

Akan tetapi bila kita memang memiliki tempat favorit maka cobalah ubah tempo dan irama nya pada liburan berikutnya atau coba untuk memilih penginapan yang dapat memberikan kesan rumah bukan hanya sekadar sebagai tempat istirahat saat liburan.

Sebuah resort dengan berbagai fasilitas dan aktivitas bisa dijadikan one-stop holiday sehingga kita menghabiskan waktu liburan seluruhnya di resort tersebut.

Bukannya akan membosankan?

Tentu akan membosankan bagi yang masih mengutamakan kuantitas dalam hal aktivitas namun tidak bagi yang memang benar benar ingin menciptakan kualitas layanannya sendiri dan untuk diri sendiri.

Bagi yang suka melakukan perjalanan, lamanya waktu justru memberikan kesan tersendiri daripada orang yang ingin segera tiba di tujuan liburan.

Perjalanan dengan kereta api dapat memberikan waktu lebih lama kepada kita untuk benar benar menikmati keindahan alam dan itu akan lebih menyentuh emosi kita tanpa merasakan lelah di perjalanan serta tidak ber euforia menuju tempat liburan.

Pemandangan lautan selama pelayaran tidak juga membosankan bila kita tahu cara menciptakan kualitas liburan oleh kita sendiri karena perlu diingat bahwa slow-paced holiday bukan terletak pada aktivitas dan juga bukan untuk fisik tetapi pada momen atau cara kita melalui waktu yang dapat memberikan dampak positif pada emosi kita.

Slow-paced holiday juga bukan dikhususkan untuk orang yang berusia lanjut saja dengan melihat sedikitnya jumlah aktivitas, konsep ini justru lebih akan menciptakan romantisme pada liburan romantis.

Hasrat bisa timbul kapan dan dimana saja, kehangatan juga bisa timbul di daratan rendah dan dibawah teriknya matahari, dan dengan kita menghabiskan waktu seluruhnya di sebuah resor maka hanya membutuhkan hitungan langkah menuju ruangan yang kita ingin tuju.

Bagi solo traveler, konsep slow-paced holiday bisa menjadikan kita sebagai slow traveler yang lebih banyak menghabiskan waktu di satu tempat dibandingkan mengunjungi banyak tempat dalam jangka waktu yang sama, dengan berada lebih lama maka semakin banyak hal hal yang dapat kita temui dan rasakan serta akan meninggalkan kesan yang mendalam pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun