Hidup tidak lepas  dari berbagai masalah. Namun, manakala seseorang mampu melihat peluang. Bukankah itu merupakan pintu atau jalan keluar saat hadapi masalah.
Apalagi kondisi perekonomian saat ini dirasa banyak kalangan cukup sulit. Imbasnya perekonomian keluarga juga terganggu. Gaji bulanan terasa tidak  mencukupi kebutuhan sehari-hari sebab naiknya harga-harga kebutuhan pokok.Â
Demikian juga mereka yang masih menggantungkan uang kiriman  dari orang tua untuk biaya hidup bulanan. Dirasa cepat habis. Padahal pola hidup hemat sudah dilakukan.
Belum lagi rendahnya daya beli masyarakat, mengakibatkan toko atau tempat usaha tutup sehingga muncul kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dimana-manaÂ
Sebagian orang berusaha survive dalam menghadapi tekanan ekonomi. Mempertahankan usaha dengan pertimbangan dan perhitungan  matang. Termasuk melihat peluang, kemampuan finansial, SDM, ketrampilan serta promosi.
Pegadaian Indonesia selama 124 tahun menemani masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan dana segar. Tidak hanya menyediakan dana  untuk kebutuhan mendesak, sifatnya primer atau sekunder. Tetapi juga dana sebagai suntikan modal usaha, lewat sistem gadai.
Tidak sedikit orang mengalami fase-fase sulit dalam kehidupan perekonomiannya. Berusaha mengatasi lewat berbagai usaha dari buka warung makan, membuat makanan minuman yang sedang trend atau membuka usaha sesuai dengan hobi serta kemampuan.
Semua itu perlu modal tak cukup mengandalkan bakat dan kemauan. Pegadaian ada, sebagaimana slogannya Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.
Namun apa jadinya, usaha yang dirintis mengalami kendala finansial akibat kondisi perekonomian. Untuk menutup usaha,terasa sayang. Mengingat beberapa orang menggantungkan pendapatan atau penghidupan sehari-hari dari usahanya.
Slogan Mengatasi Masalah Tanpa Masalah tidak hanya manis di bibir. Namun dapat menjadi inspirasi untuk mmembangun semangat saling menolong.