Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Menemukan Hahaha di Angkringan Yogya

14 Juni 2022   14:43 Diperbarui: 14 Juni 2022   14:53 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceret di angkringan (foto:ko in)

Menikmati minuman di angkringan, tepi jalan kota Yogyakarta itu, selalu memberi sensasi tersendiri. Persoalannya bukan pada harga yang murah. Namun pada suasana dan kekhasan. Antara angkringan satu dengan yang lain, masing-masing memiliki keunikan tersendiri, walau jenis warungnya sama, angkringan.

Salah satunya terletak di tengah kota, tidak jauh dari Stasiun Lempuyangan. Tepatnya di Jl. Argo Lubang Yogya. Salah satu ciri khasnya adalah teh gula batu. Walau tidak sedikit angkringan yang menyajikan menu sama. Warung ini sedikit beda dengan angkringan lain.

Panganan atau gorengan dan nasi kucing atau nasi bungkusnya, tidak jauh beda dengan angkringan lain. Ada pisang goreng, mendoan, tahu susur atau tahu berontak, bakwan, kerupuk rambak. Plus nasi oseng tempe dan nasi sambal teri. Seperti menu "wajib" angkringan. Adakalanya tersedia teh gula batu serai. Lengkap dengan batang serai sebagai ganti sendok.

Namun bukan itu yang menjadi pembeda angkringan yang buka setiap hari Senin sampai Sabtu dari pukul 09:00 sampai sekitar pukul 13:30. Terkadang saat jam istirahat kantor, nasi atau tehnya sudah habis. Tinggal minuman jahe dan es. Hari Minggu dan tanggal merah libur. 

Pelanggannya sering protes, "Kayak pegawai negeri aja," yang diucapkan dalam bahasa Jawa dengan logat khas Yogya. Atau ada pengunjung yang berkomentar, "Koyo ulo wae. Dikon ngelek" Artinya, seperti ular saja, disuruh menelan. Penjualnya cuma senyum-senyum saja dan tidak ada yang marah. Manakala teh sudah habis .

Teh dan suasana angkringan (foto:ko in)
Teh dan suasana angkringan (foto:ko in)

Penjualnya berpenampilan sederhana dan murah senyum. Beras dari salah satu desa yang berada di Kabupaten Gunung Kidul. Ada yang memanggilnya "Jan" ada pula "Jo". Tetapi sekali lagi itu bukan masalah.

Tidak jarang, Pak Jan atau Pak Jo buat istilah yang buat pembeli senyum-senyum. Salah satunya, "Klik".  Saat saya mendengar bingung maksudnya apa. Tidak tahunya jika pelanggannya atau pembelinya membayar dengan sejumlah uang  pas. Dia mengatakan "Klik."

"Woalah," batin saya sambil menahan senyum. Saya kira kode atau makna tertentu seperti untuk menegaskan, sejalan sepemikiran atau seperasaan. 

Namun sesungguhnya yang membuat pengunjung krasan berlama-lama nongkrong di angkringan ini karena Pak Jan kerap mengisi air minum kita yang hampir habis dengan air panas, secara diam-diam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun