Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Maaf Bukannya Pelit, Gak Mau Modal Dikit

24 Oktober 2021   21:15 Diperbarui: 24 Oktober 2021   21:20 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita peduli NZE bagaimana perjalanan plastik dari hulu sampai hilir maka saya yakin anda akan sepakat dengan saya untuk tegas mengatakan tidak saat orang memberi tas kresek atau kantong plastik.

Masih menurut theconversation.com sekitar 61% emisi gas rumah kaca plastik berasal dari tahap produksi dan transpotasi resin, yang melepaskan karbon dioksida dan metana.

Grafis (katadata.co.id)
Grafis (katadata.co.id)

Kemudian 30% lainnya dikeluarkan pada tahap pembuatan produk plastik. Saat mengubah bahan plastik mentah menjadi botol, kantong sampah, helm. Sisa emisi dihasilkan selama proses kimia dan pembuatan styrofoam. Serta penggunaan HFC (hidrofluorokarbon) atau gas yang dipakai dalam pendingin ruangan dan lemari es. Gas ini gas yang menyumbang efek rumah kaca cukup besar.

Tidak ingin disebut sebagai orang yang menyumbang efek rumah kaca. Lebih dari 11 tahun kantong plastik atau kresek masih kami simpan dan digunakan atau diberikan saat dibutuhkan. Onggokan  tas kresek bekas membuat sepet mata. Dibakar jelas bukan cara yang arif.

Sebagaimana theconservation.com menyebutkan membuang plastik di TPA menghasilkan gas emisi yang sangat kecil. Namun jika limbah TPA dibakar maka 40% karbon terlepas ke atmosfer. 

Maka cara nyata kami dalam aksi NZE dalam mengurangi plastik. Dimulai  dengan:

  • Pertama, selalu siap dengan tas belanja berbahan kertas atau kain di bagasi kendaraan. Bukannya pelit dengan uang Rp 200 tetapi merasakan sendiri bagaimana kantong plastik bertahan di rumah sampai 10 tahun lebih. Dan tidak tahu bagaimana memusnahkannya tanpa menyumbang emisi karbon.
  • Kedua, siap dengan tegas mengatakan "Tidak usah diplastik." Atau "Tidak usah dikresek." Jika lupa membawa tas belanja ke mini market, risiko yang sudah menjadi kesepakatan kami sekeluarga. Tidak malu kesulitan membawa barang belanjaan. Maaf, bukannya pelit gara-gara uang Rp 200. Sebab dengan tindakan ini kami mengajak dan memberi contoh kepada orang lain untuk lebih peduli kepada lingkungan. Tanpa banyak kata tetapi  cukup dengan tindakan. 
  • Ketiga, menawarkan paper bag kepada penjual makanan pesan antar baik milik kenalan, saudara atau langganan. Sebagai pengganti kantong plastik. Juga kepada pengendara jasa antar makanan online untuk selalu sedia paper bag atau kotak makanan sebagai ganti kantong plastik. Dari segi harga paper bag saat ini bervariasi ada yang lebih mahal dan ada yang lebih murah dari kantong plastik. Ingat Menteri Keuangan Sri Mulyani di depan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setahun lalu  pernah mengajukan usulan tentang cukai kantong plastik.


Salah satu tarif diajukan Kementerian Keuangan kepada DPR adalah cukai kantong plastik. Salah satu alasan sebagaimana diberitakan jawapos.com (19/2/20) untuk penyelamatan lingkungan dimana tarif perlembar menjadi Rp 450.

Grafis (Tirto.id)
Grafis (Tirto.id)

Sementara pajakku.com (4/2021) lebih rinci menyebutkan cukai plastik dengan tarif Rp 200 perlembar untuk jenis kantong plastik dari bijih plastik yang mudah terurai dalam 2-3 tahun ke depan. Sementara yang susah terurai harganya antara Rp 450 sampai Rp 500.

Murah atau mahal harga kantong plastik atau tas kresek, suatu hari nanti. Maaf, kami tetap menolak tas kresek. Sekali lagi bukan karena pelit. Atau gak mau modal dikit. Tapi kami tahu dan mengerti pentingnya Net-Zero Emissions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun