Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Belajar dan Tumbuh bersama Risiko Lewat Nabung Saham

6 Agustus 2020   07:24 Diperbarui: 6 Agustus 2020   07:17 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertengahan bulan Mei 2020, saya baru dapat membeli saham ANTM di harga Rp 530. Tergolong mahal sih jika dibandingkan dengan harga saat di bulan Maret. Tapi tak mengapa namanya juga investasi di produk keuangan berisiko. 

Tanggal 5 Agustus 2020, saham dengan kode ANTM harganya mencapai Rp 750. Berapa persen keuntungan yang diperoleh, dalam kurun waktu dua bulan lebih ? Dari Rp 530 menjadi Rp 750, kemudian bandingkan dengan bunga bank konvensional.

Chart ANTM 5 Agustus (screenshoot, Ko In)
Chart ANTM 5 Agustus (screenshoot, Ko In)
Saya terbiasa mengumpulkan keuntungan tersebut untuk membeli saham lainnya. Di rekening investasi atau rekening ilang-ilangan, hingga cukup untuk membeli saham lainnya yang jadi incaran. Karena saham itu prospektif menguntungkan menurut analisa data atau informasi lainnya, yang saya pelajari.

Chart stock ANTM (screenshoot, Ko In)
Chart stock ANTM (screenshoot, Ko In)
Nabung saham itu risikonya lebih besar dibandingkan dengan menabung biasa. Namun keuntungan atau pertambahan nilai investasi lebih cepat. Tergantung kemampuan, ketrampilan analisa dan penguasaan terhadap seni mengambil keputusan saat berinvestasi di pasar modal. 

Disiplin kelola rekening

Cara lain saya dalam mengelola risiko saat  manfaatkan produk keuangan, khususnya di pasar modal. Saya tidak pernah menggunakan dana tabungan ilang-ilangan atau rekening investasi untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Termasuk menutupi atau memenuhi kebutuhan mendesak. Karena berapapun jumlah dana yang saya investasikan di saham, saya anggap sudah hangus, hilang atau ilang.

Mindset ini mungkin terdengar aneh. Tujuan orang berinvestasi untuk melipatgandakan modal atau investasi bukan membiarkan investasi hilang. Hangus, habis, bangkrut atau apapun istilahnya yang sejenis.

Tapi sejalan dengan waktu, cara mengelola risiko yang tanpa beban atau ilang-ilangan. Malah melipatgandakan nilai investasi saya menjadi sekitar enam kalinya, dibanding saat pertama kali saya masuk ke pasar saham. 

Jumlah saham terbanyak yang pernah saya miliki saat itu, hanya sekitar lima belas (15) lot, dari empat (4) emiten. Hingga kini terus bertambah. 

Saham-saham tersebut sudah tidak saya miliki karena sudah saya jual. Sekarang saya memiliki saham sekitar 500 lot lebih atau sekitar 50.000 (500 x 100) lembar saham yang berasal dari belasan emiten. Mulanya empat jadi di bawah dua puluh. Jumlah itu belum banyak, alias sedikit.

(foto:mncsekuritas.id)
(foto:mncsekuritas.id)
Manfaatkan produk keuangan dengan prinsip ilang-ilangan, nyatanya malah tidak mudah hilang. Apakah saya cerdas ? Ah, tidak juga. Jika cara investasi saya di pasar modal berkontribusi dalam menciptakan stabilitas sistem keuangan dan mendukung kebijakan makroprudensial Bank Indonesia. Supaya aman terjaga. Alhamdulillah.

Saya hanya berhati-hati dan bukannya tidak pernah rugi, selama berinvestasi. Karena ada sebagian saham yang saya miliki dilikuidasi atau delisting. Alias dicoret dari papan perdagangan di IDX, salah satu risikonya. Selain penurunan harga saham yang cukup dalam dan drastis, dalam waktu singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun