Mohon tunggu...
Klub Menulis HPIM
Klub Menulis HPIM Mohon Tunggu... OBOR

Akun Resmi Klub menulis Himpunan Pelajar Indonesia Ma'had di Mesir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Bahagia

21 Agustus 2021   16:10 Diperbarui: 21 Agustus 2021   16:13 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahagiaku|Sabrinaass, weheartit.com

Kemudian Jihan tersenyum dan menatap mataku dan melanjutkan "Jawabannya tuh ngafal Quran Sa..." Aku yang sedang menyimak perkataannya sedikit terkejut. "Hah.. Yang bener tuh?" kataku dengan penuh tanda tanya. "Iya.." ucap Jihan.

Aku memang bukan anak yang terlahir di keluarga yang agamis. Dan selama ini di Mesir aku menghafal Al-Quran tapi ya sekedarnya saja. Hanya agar bisa menjawab soal-soal ujian. Lalu Jihan pun mengatakan "Gini sa.. banyak sekali keutamaan menjadi pengahafal Al-Quran, di antaranya adalah sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Muadz Al-Juhaini ra. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang menghafal Al-Quran dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada orang tuanya mahkota pada hari Kiamat. Kemudian mahkota tersebut lebih terang dan lebih baik dari pada cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Seandainya cahaya tersebut ada padanya." Jelas  Jihan kepadaku dengan penuh semangat.

"Wah, masyaallah Han" ujarku sambil meneteskan air mata. Aku terkesima dengan apa yang dikatakan oleh Jihan. Aku merenung sejenak dan mengatakan dalam diri. "Wah Masya Allah ya jadi pengahafal Al-Quran, mulia sekali disisi Allah. Berarti aku rugi sekali dong selama ini, menghafal hanya karena ujian saja. Astaghfirullah Khansa.. kamu harus merubah tujuan kamu menghafal sekarang. Harus lillah Khansa, karena Allah!"

Jihan pun merasa senang melihat aku ingin menghafal Al-Quran kembali dengan niat yang benar. "Khansa pasti bisa! Yakin kepada Allah, pasti Allah Mudah Kan" seru Jihan dengan semangat. Aku pun tersenyuma dan mengatakan "terima kasih ya Han. Tolong bantu aku ya" Jihan menepuk bahuku dan berkata "insyaallah".

Dari saat itulah aku mulai menghafal Al-Quran kembali dengan niat yang benar dan dibimbing oleh Jihan. Dengan semangat tinggi aku menghafal mulai dari pagi, siang, dan malam, tidak henti-hentinya menghafal. Beberapa kali sempat hampir putus asa karena kesulitan menghafal. Tapi Jihan selalu memberikan motivasi-motivasi agar aku semangat kembali. Hingga akhirnya perjuanganku selama setahun ini membuahkan hasil. Walaupun selalu ingin berhenti di pertengahan. Hal itu biasa bagi pengahafal Al-Quran, tinggal bagaimana cara kita untuk membuatnya bangkit lagi dan berjuang kembali.

Aku sangat deg deg-an karena hari ini adalah hari setoran terakhirku. Kemudian akan dilanjutkan pengetesan 30 juz dari para Masyaikh Al-Azhar. Jihan selalu menenangkanku agar tidak gugup dalam menjawab pertanyaan nanti. "Khansa.. kamu hebat! Perjuangan kamu selama 1 tahun ini ga sia sia, kamu pasti bisa menjawab pertanyaan Masyaikh, aku yakin itu. Baca bismillah dan jika kamu lupa ayatnya  kamu harus langsung beristighfar, karena dengan cara itu Allah mengembalikan ingatanmu kembali. Bisa jadi kamu lupa karena dosa-dosamu" ucap Jihan dengan penuh meyakinkan. "Iya, insyaallah Han. Terima kasih sudah mengingatkan, Insyaallah aku pasti bisa, bismillah".

Lalu tibalah masanya aku menyelesaikan setoran terakhirku dan menjawab semua pertanyaan para Masyaikh yang menjadi penguji hafalanku saat itu. Ketika aku menjawab pertanyaan terakhir, aku tak kuasa menahan air mata. Berlinanglah air mataku dan seketika orang-orang yang menyimak dari awal sampai akhir ikut meneteskan air mata. Para masyaikh juga ikut meneteskan air mata dan memberi selamat kepadaku. Aku pun langsung menutup dengan ucapan terima kasih dan salam.

Lalu aku berjalan menuju tempat dimana sahabatku duduk dan langsung memeluknya, seraya berkata "Syukron Han.. tanpa dukungan dan kerja kerasmu menyemangatiku, mungkin aku belum selesai sekarang." Ucapku sambil nangis tersedu-sedu memeluk Jihan. Jihan pun berkata "Khansa, ini bukan karena aku, tapi Allah lah yang memudahkan semuanya. Allah melihat seberapa besar perjuangan dan pengorbanan kamu dalam menghafal dan menjaga kalam-Nya. Aku hanya hamba biasa yang sudah menjadi kewajibanku untuk membantu orang-orang." ucap Jihan. Aku semakin tenggelam dengan tangisan bahagia ini. "Terima kasih Ya Allah, engkau telah mengabulkan impianku" bisikku dalam hati.

**

Dua hari berlalu dari hari yang sangat bahagia itu, seorang Syekh meneleponku dan beliau berkata "Assalamualaikum Khansa.. apa kamu sehat? Semoga Allah senantiasa melindungimu. Saya dengar kamu sudah menyelesaikan hafalan Al-Quranmu dengan nilai yang sempurna, dan kamu adalah siswa yang pintar. Saya ingin memberikan sedikit hadiah untukmu. Hadiahnya adalah 1 tiket ke negara kamu, juga ada sejumlah uang dan syahadah dari Al-Azhar." Kata Syeikh dengan Bahasa Arab nya yang khas.

Seketika mataku berbinar-binar, menangis bahagia dan sujud syukur atas nikmat yang Allah berikan kepadaku. Aku tidak menyangka bahwa jalan inilah yang terbaik bagiku. Ternyata ada hikmah dibalik semua kejadian yang kita alami. Apa yang kamu kira baik bagimu belum tentu baik di sisi Allah. Begitu pula apa-apa yang baik di sisi Allah itulah memang yang terbaik bagi kita. Skenario Allah lebih indah dari yang kita bayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun