***
Suara azan maghrib berkumandang dengan syahdu, seolah memberi tanda jeda kepada hiruk pikuk kehidupan manusia kala itu. Jalan-jalan terpenuhi oleh langkah para perindu tuhannya. Dengan penuh harap akan ampunan dan kasih sayang dari Rabbnya, manusia-manusia yang berdosa dan penuh dengan kesalahan itu berlomba-lomba bergiliran ingin memasuki tempat terdamai di dunia, Baitullah.
"Ya Allah, ampunilah hamba yang penuh dosa ini, berikanlah ampunan serta Ridho-Mu, maafkanlah kesalahan-kesalahan kami, yang tidak disengaja juga maupun tidak.." pintaku dalam doa di ujung sudut masjid, tetesan air mataku yang terbendung lagi membasahi pipiku. Pelajaran sore tadi begitu menamparku.
Dugaanku salah besar, Pak sopir tua yang telah kusangka akan berlaku buruk padaku, ia malah benar-benar menyelamatkan hidupku. Pasalnya, saat itu ternyata ia hanya hendak mengembalikan dompet yang terjatuh saat perjalanan ke sekolah pagi tadi.
Dalam dompetku, berisi hal-hal paling berharga milikku saat itu, dari kartu ATM, kartu Iqomah, hingga beberapa ribu uang pound. Saat itu, aku benar-benar merasa tak berdaya, langit seakan runtuh menimpaku, bumi terasa hampa, kosong, seakan tak lagi memiliki tempat untuk berpijak, sambil menahan rasa malu dan menyesal, aku meminta maaf dan berterima kasih kepada Pak sopir tua itu.
SELESAI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI