Mohon tunggu...
Komodo Lawyers Club
Komodo Lawyers Club Mohon Tunggu... Labuan Bajo, Manggarai Barat,NTT

KLCNews dan Investigator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tupai, Tikus, Tupai-Politik dan Tikus-Koruptor

19 November 2021   14:17 Diperbarui: 19 November 2021   14:24 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis: Jon Kadis, S.H., Sekjend Komodo Lawyers Club (KLC) Labuan Bajo/Foto Dokpri

Tupai (disebut juga Bajing ) 

Tupai dan Tikus itu sebetulnya sama saja perilakunya, yaitu sama-sama pengerat. Bedanya, Tupai hidup di pohon, sedangkan Tikus hidup di tanah. Tupai(Bajing)harus melompat dari tangkai dahan ke tangkai dahan lain di satu pohon, atau dari pohon ke pohon. Jika pohon tinggi maka makin tinggi pula ia di pohon itu. 

Bajing ini kadang salah naluri lompatnya, dikira jarak lompatan bisa dijangkau hingga pohon sebelah, tahu-tahunya jatuh ke tanah. Makanya ada peribahasa "sepandai-pandai tupai melompat, jatuh ke tanah juga". Tanpa jatuhpun, sesekali ia turun ke tanah, tapi tetap kembali ke pohon karena di sana status posisinya. Aktivitas Bajing pada siang hari, malam ia tidur di lubang pohon. Itu istananya.

Tikus? 

Ia di tanah. Lompat dari tanah ke tanah. Lebih banyak aktivitasnya malam hari, sedangkan siang hari ia tidur dalam lubang tanah. Jika ia sungguh lapar, kadang ia berkeliaran siang hari. 

Tikus mengerat apa saja, terutama stok makanan di dapur, sampah makanan di got dan tempat sampah bahkan di gudang. Karena giginya tercipta untuk mengerat, karung beraspun bisa ditembus, bahkan papan tripleks, bahkan pula kabel listrik cuk rice cooker atau kabel cas hape anda. Saking lapar, ia makan plastik pembungkus kabel itu.

Juga kalau ia nyasar pulang, almati anda dikerat, baju open jas anda sebagai ruang persembunyian sekaligus kamar tidurnya. Itu sudah menjadi rumahnya. Malam ia kawin, hamil lalu melahirkan di saku jas dan saku celana satu stel itu. 

Setelan jas dan celana itu jarang dipakai. Anda baru pakai waktu menjadi saksi pernikahan atau saat dilantik menjadi pejabat. Menurut anda, setelan jas itu "bertahta" nyaman di almari. Anda tidak tahu, bagian belakangnya sudah lubang dikerat tikus. Itu jalur masuk. Si tikus jantan juga masuk, bukan cuma satu bahkan lebih. 

Di tempat itu ia berbulan madu saat musim kawin. Tidak mandi. Sekaligus di situ toiletnya. Bau pesing kencing dan kotorannya ada di situ. Begitu ada surat undangan atau SK pengangkatan, anda dengan sukacita mengambil setelan jas langsumg dipakai. Maka melompat jingkraklah anda hingga ke halaman rumah, karena di saku jas dan celana ada tikus. Tetangga mengira anda menari kegirangan, padahal anda stress mau mati gara-gara tikus. Maka batal ikut acara. 

Atau anda pakai jas setelan, tidak ada tikusnya, tapi anda tidak tahu kalau di bagian belakang pinggang ada lubang karena digerat tikus. Di ruang acara anda maju gagah ke meja tandatangan. Begitu anda membungkuk untuk bubuhkan tandatangan, semua hadirin melihat ada warna putih di "lengas riti" (belahan pantat). Itu lubang keratan tikus, dan yang berwarna putih itu adalah security pelindung bagian nomor satu anda yang sangat terhormat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun