Mohon tunggu...
Kkn Wonokerso2022
Kkn Wonokerso2022 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN MBKM UM 2022

Mahasiswa KKN MBKM UM MEMBANGUN DESA 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengenalan APE dari Bahan Bekas Karya Mahasiswa KKN MBKM UM 2022 di TK Dharma Wanita Desa Wonokerso Kabupaten Malang

23 Maret 2022   12:05 Diperbarui: 23 Maret 2022   12:10 2270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering sekali kita mendengar istilah APE, tapi temen-temen tau gak sih apa sih itu APE?, APE merupakan singkatan dari Alat Permainan Edukatif yang memiliki banyak manfaat seperti menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan kemampuan, dan biasanya dibuat untuk anak-anak ditingkat paud hingga SD. 

Pada umumnya, APE dijual di toko atau pasar dengan harga yang bervariatif. Tapi tau gak sih guys.. Dengan bahan-bahan sederhana yang kita punya dirumah dan pemanfaatan barang bekas, kita bisa membuat APE sendiri di rumah dengan modal yang cukup terjangkau. Nah disini tim KKN Wonokerso mencoba membuat beberapa APE untuk digunakan di TK Dharma Wanita yang terletak di Dusun Segenggeng, Desa Wonokerso. 

Disini kami membuat tiga jenis permainan APE yaitu congklak/dakon, engklek yang merupakan permainan tradisional dan juga permainan modern yaitu puzzle alfabet. Untuk proses pengerjaan membuat APE ini memakan waktu selama sebelas hari yaitu dari 24 Februari hingga 7 Maret. Nah, setelah selesai pengerjaan APE kami melakukan sosialisasi kepada anak-anak dan guru-guru di TK Dharma Wanita  yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 Maret 2022.

Alasan pembuatan permainan tradisional tersebut memiliki tujuan untuk melestarikan budaya karena saat ini kebanyakan anak kecil tidak mengenal jenis dan cara memainkan permainan tradisional dan lebih memilih untuk bermain game di gadget. 3 jenis permainan yang kami buat antara lain.

  1. Puzzle alfabet yang memiliki manfaat untuk mengenalkan huruf kepada anak usia dini yang dibuat menggunakan barang bekas yaitu tutup botol dan karton board, disini kami juga mewarnainya dengan warna-warna yang lucu sehingga menarik perhatian anak-anak.
    dokpri
    dokpri
  2. Congklak/dakon adalah permainan yang dapat dimainkan oleh anak-anak hingga dewasa baik perempuan maupun laki-laki, namun lebih sering dimainkan oleh anak perempuan umur 5-12 tahun. Congklak ini dibuat dengan karton board, kardus dan untuk biji congklaknya kami menggunakan manik mote. Untuk anak-anak permainan congklak ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kemampuan berhitung, melatih saraf motorik, belajar jujur dan belajar menaati aturan.
    dokpri
    dokpri
    dokpri
    dokpri
  3. Engklek juga merupakan permainan trandisional yang dulu sering dimainkan dengan cara menggambar tanah atau jalanan dengan kapur berbentuk delapan kotak kemudian melompat-lompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain. Permainan engklek tidak hanya untuk bermain saja namun memiliki kelebihan yaitu melatih keseimbangan tubuh dan meningkatkan saraf motorik.
    dokpri
    dokpri

Setelah melakukan survey ke TK Dharma Wanita pada tanggal 18 Februari 2022, kami menggunakan bidang lantai yang berada pada lorong menuju kelas untuk permainan engklek. Dengan memanfaatkan lantai bentuk kotak, dan menggunakan lakban hitam untuk membuat batas yang disesuaikan dengan garis lantai. Agar APE yang kami buat lebih indah dan menarik bagi anak-anak, kami melakukan penggambaran dan pewarnaan dengan karakter-karakter lucu yang membuat anak-anak excited untuk melihat dan memainkannya. Untuk memperindah tampilan congklak kami mengecat lapisan luar dengan warna putih kemudian digambar doodle art yang akan diwarnai dengan cat akrilik. Untuk pewarnaan engklek kami menggunakan cat besi yang setelah itu tiap kotak akan dihias doodle art menggunakan spidol putih. Bidang permainan puzzle alfabet dan tutup botol diwarnai dengan cat akrilik dan untuk bidang permainan menggunakan dua sampai tiga warna yang senada, sedangkan pada tutup botol berwarna-warni.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kami melakukan sosialisasi selama 2 hari pada 4 kelas yang ada disana, kami juga menambahi pengajaran origami bentuk kupu-kupu yang membuat anak-anak antusias dalam belajar. Dalam waktu 2 hari kami menerapkan sistem pengajaran berbasis praktik yang langsung dilakukan oleh anak-anak setelah diberikan contoh. Semangat belajar dari anak-anak membawa banyak energi positif bagi kami, dan memberikan semangat bagi kami untuk mengajarkan banyak hal kepada mereka. Bagi kami  pengalaman ini memberikan banyak pembelajaran yang dapat dipetik dan kami berharap juga bahwa apa yang kita berikan pada TK Dharma Wanita dapat berguna untuk guru maupun siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun