Mohon tunggu...
kkn sempajaya
kkn sempajaya Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Belajar, bekerja, dan berbagi dalam satu barisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Minyak Jelantah Menjadi Cahaya Harum : Kreativitas Ibu-Ibu Desa Sempajaya Hadirkan Lilin Aromaterapi

20 September 2025   20:25 Diperbarui: 20 September 2025   20:24 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusias ibu-ibu dalam pembuatan lilin aromaterapi

Siapa sangka, minyak jelantah yang biasanya berakhir di sudut dapur bisa menjelma menjadi karya indah penuh aroma? Hal itulah yang tampak dalam kegiatan edukasi pembuatan lilin aromaterapi bersama ibu-ibu Dusun 5 dan 7, Desa Sempajaya.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sumatera Utara hadir membawa ide segar: memanfaatkan minyak jelantah yang dinetralisasi selama dua hari untuk dijadikan bahan utama lilin aromaterapi. Hasilnya mengejutkan. Limbah yang selama ini dianggap tak bernilai, justru bisa diolah menjadi produk wangi, cantik, sekaligus bernilai ekonomi.

Proses pencetakan lilin ke dalam wadah
Proses pencetakan lilin ke dalam wadah

Sejak kegiatan dimulai, antusiasme para ibu tampak begitu tinggi. Mereka serius memperhatikan setiap penjelasan, mulai dari penetralan minyak jelantah yang telah di lakukan oleh tim, kemudian mencampurkan aroma pilihan, hingga menuangkannya ke dalam cetakan lilin. Suasana balai dusun yang biasanya sepi, sore itu dipenuhi dengan tawa, canda, dan rasa penasaran.

"Baru kali ini saya tahu minyak bekas bisa berubah jadi lilin wangi. Kalau bisa dijual, ini pasti bermanfaat sekali untuk menambah penghasilan," ujar salah satu peserta dengan mata berbinar.

Lebih dari sekadar keterampilan baru, kegiatan ini juga memberi inspirasi besar. Lilin aromaterapi tidak hanya berfungsi sebagai penerangan atau penghias ruangan, tetapi juga menjadi simbol bagaimana kreativitas bisa mengubah sesuatu yang dianggap remeh menjadi peluang emas.

Cahaya lilin seolah melambangkan semangat baru, sementara aroma yang lembut menjadi pengingat bahwa hidup bisa lebih tenang dan indah ketika ada usaha untuk berkreasi. Bagi ibu-ibu Sempajaya, setiap tetes lilin yang mereka buat adalah harapan: harapan untuk keluarga, untuk desa, dan untuk masa depan yang lebih sejahtera.

Sesi Foto Bersaama Ibu-Ibu Dusun 5 dan 7 
Sesi Foto Bersaama Ibu-Ibu Dusun 5 dan 7 

Kegiatan ini pun membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat bisa dimulai dari hal sederhana. Dari dapur rumah tangga, minyak jelantah kini berubah menjadi cahaya harum yang menyebarkan manfaat. Sempajaya tidak hanya menghasilkan lilin, tetapi juga menyalakan optimisme bahwa setiap rumah bisa menjadi pusat kreativitas dan sumber penghidupan baru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun