Sosialisasi dan Sapa Warga RW 14 Kampung Citangtu, Kecamatan Kadungora, Garut: Bersama Ibu Nunung Membangun Kebersamaan
Dalam suasana cerah yang dikelilingi keindahan alam pegunungan Garut, sekelompok pemuda dan pemudi penuh semangat menggelar kegiatan "Sosialisasi dan Sapa Warga" di RW 14, Kampung Citangtu, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan, tetapi sebuah bentuk nyata dari kepedulian sosial dan pengabdian kepada masyarakat.
Dipimpin oleh Ibu Nunung, tokoh perempuan yang dikenal aktif dalam kegiatan masyarakat, kegiatan ini mengusung semangat gotong royong dan kolaborasi lintas generasi.
Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara tim pelaksana dengan warga RW 14, sekaligus menjadi sarana menyampaikan berbagai program edukatif yang akan dijalankan ke depannya. Isu-isu seperti pelestarian lingkungan, kebersihan kampung, hingga peran aktif masyarakat dalam pembangunan lokal menjadi fokus utama dalam sosialisasi ini.
Peran Inspiratif Ibu Nunung
Sosok Ibu Nunung menjadi jembatan antara tim sosialisasi dengan masyarakat. Dengan pendekatan yang hangat, beliau mampu mencairkan suasana dan membuat setiap warga merasa dilibatkan. Kehadirannya bukan hanya sebagai fasilitator, tetapi juga motivator yang memberi semangat kepada generasi muda untuk terus berkontribusi di tengah masyarakat.
Membangun Kedekatan Melalui Langkah Nyata
Kegiatan dimulai dengan menyapa langsung warga RW 14. Tim relawan menyusuri gang-gang kecil, berinteraksi dengan masyarakat setempat, serta menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Tak hanya sekadar menyampaikan program, momen ini juga diisi dengan obrolan ringan dan penuh keakraban.
Kunjungan ke Pesantren Al Istiqamah: Menyentuh Aspek Spiritual dan Pendidikan
Rangkaian kegiatan berlanjut dengan kunjungan ke Pesantren Al Istiqamah, yang juga berada di wilayah Kampung Citangtu. Di tempat ini, peserta duduk bersila dalam suasana santai namun khidmat, mendengarkan penuturan Ibu Nunung dan pihak pesantren tentang peran penting lembaga pendidikan agama dalam membina karakter masyarakat.
Diskusi berjalan dua arah. Peserta bertanya banyak hal, mulai dari kegiatan harian santri, peran pesantren dalam lingkungan sosial, hingga potensi kolaborasi ke depan. Semangat para santri dan pengurus pesantren sangat terasa---menunjukkan bahwa lembaga ini bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga pusat pembinaan moral dan sosial warga sekitar.