Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perlukah Kumpul Kebo untuk Mengenal Pasangan Sebelum Menikah?

7 Desember 2022   14:18 Diperbarui: 7 Desember 2022   14:38 2076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbandingan tingkat kepuasan hubungan antara kohabitasi dengan pernikahan di Amerika Serikat. | PawResearch.org

Namun, pasal itu menegaskan, kumpul kebo termasuk delik aduan. Bagi pelaku yang belum menikah, aduan hanya bisa dilaporkan oleh orang tua atau anak.

Hindari Kohabitasi

Pengalaman yang dirasakan oleh Mawar dapat menjadi contoh bahwa kohabitasi dalam jangka panjang (4 tahun) pun tak menjamin proses untuk mengenal sifat, karakter, dan kebiasaan pasangan bakal berjalan dengan mulus. Pasalnya, risiko kegagalan dalam pola hubungan kumpul kebo semacam itu sangat tinggi.

Selain kandasnya harapan menikah yang membuat dirinya lebih sulit untuk move on, dia juga mengaku pernah ditipu sang kekasih yang pernah membawa lari uang tabungannya senilai Rp.50 juta.

Sebagai seorang perempuan, dialah pihak yang paling dirugikan. Harapan menikah tak kunjung datang, justru malang yang akhirnya ia dapatkan. Empat tahun tentu bukanlah durasi waktu yang singkat guna melupakan setiap kenangan yang dilalui bersama dalam suka dan duka.

Para pelaku kohabitasi tak akan pernah belajar serta memahami arti menerima kekurangan pasangan. Karena tidak ada ikatan pernikahan, meski sudah tinggal seatap, mereka akan merasa lebih bebas untuk meninggalkan pasangannya usai mengetahui sisi buruk dan kekurangan masing-masing.

Hal itu merupakan alasan paling umum mengapa pasangan kohabitasi akhirnya jauh lebih mudah berpisah. Mereka tidak akan bekerja keras guna menyelamatkan hubungan karena memang tidak terikat cincin pernikahan. Para pelakunya juga memiliki masalah dengan komitmen.

Berada dalam suatu hubungan memang tidaklah mudah, dengan semua potensi masalah yang dapat muncul pada masa depan. Banyak yang lebih memilih untuk "test drive" daripada langsung menikah. Faktanya, tidak ada garansi kumpul kebo akan menjamin jalinan pernikahan yang bahagia pada masa depan.

Kumpul kebo justru bisa meniadakan sisi sakralitas dalam hubungan pernikahan, kalau memang jadi menikah. Selanjutnya pernikahan hanyalah sebatas seremoni tanpa menyisakan kesucian dan kejutan.

Selain amat berisiko, kohabitasi adalah cara paling radikal untuk mengenal sisi personal pasangan sebelum memasuki altar pernikahan. Untuk mengakalinya, filosofi percintaan berikut ini mungkin bisa membantu.

"Pada waktu pacaran (masa pendekatan) bukalah mata dan telinga lebar-lebar dan usai menikah, tutuplah mata dan telinga rapat-rapat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun