Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Ada Kata Azab di Antara (Bencana) Kita

27 November 2022   11:23 Diperbarui: 27 November 2022   14:52 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang warga melintas di depan rumah yang ambruk akibat gempa di Cibulakan, Cugenang, Cianjur, Rabu (23/11/2022). | Kompas/Firman Taufiqurrahman

Upaya itu dilakukan guna memperkuat narasi mereka yang sangat tendensius. Tujuannya memang tak jauh-jauh dari kepentingan elektoral pemilu ataupun penggiringan opini. Politisasi agama, dimikian publik biasa menyebutnya.

Menariknya, preferensi politik ternyata juga berperan dalam mengidentifikasi, apakah suatu bencana dapat dikatakan sebagai azab atau ujian. Kalau individu memiliki pilihan dan idola politik yang berbeda, maka itu adalah bentuk azab. Sebaliknya, jika seleranya sama, maka bencana itu hanyalah ujian biasa.

Sebagai makhluk yang berakal, ada tiga faktor yang perlu kita pahami, mengapa menghakimi para korban bencana alam dengan label azab, harus dihindari.

1. Indonesia Rawan Bencana

Indonesia, menurut World Bank, berada pada urutan ke-12 dari 35 negara yang paling rawan bencana. Ada lebih dari 40 persen populasi yang terancam dampak dari fenomena alam esktrem.

Peta indeks rawan bencana di kawasan Indonesia tahun 1815-2012 menurut data BNPB. | BNPB.go.id
Peta indeks rawan bencana di kawasan Indonesia tahun 1815-2012 menurut data BNPB. | BNPB.go.id

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di titik sambung empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Benua Indo-Australia, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Selain itu, ia juga terletak di zona Ring of Fire yang berisi banyak gunung api aktif.

Tak hanya itu, petaka hidrometeorologi juga mengintai kita seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan. Bencana alam itu kerap terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia.

Akumulasi seluruh aspek itu membuat daratan Indonesia amat rawan terhadap berbagai bencana alam. Oleh karena itu, kebiasaan untuk selalu mengasosiasikan bencana dengan azab Tuhan merupakan perilaku yang kurang waras.

2. Berstigma Negatif

Menurut KBBI, azab adalah siksa Tuhan yang diganjarkan kepada manusia yang meninggalkan perintah dan melanggar larangan agama. Dari definisi itu, dapat disimpulkan, azab mempunyai konotasi negatif sebab hanya ditimpakan kepada insan-insan yang hina, berlumur dosa.

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Luka dan duka belum juga sembuh, stigma negatif sudah menghantui korban dan penyintas bencana alam. Akibat pelabelan yang tak berdasar itu, mereka menderita dua kali.

Label azab akan menempatkan korban pada posisi yang rendah, seakan-akan merekalah yang menjadi biang bencana, sehingga tak layak untuk didoakan dan dibantu. Beban ganda semacam itu bisa membuat mereka mengalami kesulitan dalam masa pemulihan pascabencana.

3. Bencana Tak Pilih Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun