Suasana Terminal Terpadu Pulo Gebang pada siang Pukul 14: 00 WIB, Rabu, 26 Maret 2025 mulai dipadati oleh pemudik. Kendaraan lalu lalang mengantar calon penumpang yang hendak menuju kampung halaman. Naik ke lantai dua terminal, saya langsung menuju ruang keberangkatan dan menuju both Mudik Asyik Baca Buku yang terletak di sebelah kanan setelah eskalator.
Didominasi oleh warna biru dan putih, pada bagian sisi kiri terdapat rak buku yang berisi buku cerita anak. Di bagian depan terdapat meja dengan deretan buku yang sama, demikian pula di bagian dalam, terdapat rak panjang yang berisi buku cerita anak dan buku umum untuk dewasa.
Both Mudik Asyik Baca Buku terletak di samping pojok baca dan bermain yang memang sudah disediakan oleh Terminal Pulo Gebang. Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku dimulai dengan seorang pendongeng yang membacakan sebuah buku pada anak-anak pemudik.
Pemandangan yang mengharukan saat pendongeng membacakan buku dan bertanya pada anak-anak. Mereka berebut mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan. Antusiasme tergambar jelas dari suara dan binar mata gembira pemudik cilik.

Kenangan Buku untuk Anak-Anak PemudikÂ
"Kami juga mempunyai misi dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat, khususnya anak-anak. Ada keprihatinan yang muncul bahwa selama ini anak-anak sudah mulai lebih banyak menggunakan gawai selama perjalanan mereka, sehingga sensasi membaca buku dengan menyentuh lembar-lembar kertasnya sudah mulai berkurang."
Kalimat penuh harapan tersebut disampaikan oleh ibu Dr. Dora Amalia, M.Hum. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kemendikdasmen, saat membuka Mudik Asyik Baca Buku di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Rabu (26/3/2025).Â
Sebagaimana kita ketahui bersama, mudik membutuhkan waktu yang lama, terutama dengan menggunakan bus. Perjalanan yang panjang, macet dan antrian di tol, sering diwarnai pemandangan anak-anak sibuk menatap dan memainkan ponsel. Hal ini dilakukan selain agar anak-anak tidak rewel selama perjalanna, juga akibat minimnya informasi bahwa buku bisa menjadi teman anak-anak dalam perjalanan.
Selain memperkenalkan buku sebagai alternatif hiburan yang edukatif dan berkualitas dalam perjalanan, anak-anak juga mendapat kesempatan untuk mendengarkan dongeng serta mengikuti kegiatan literasi interaktif lainnya dari para penggiat literasi di Jakarta saat menunggu keberangkatan.
Tahun ini Badan Bahasa menyediakan 20.000 buku untuk anak-anak dan masyarakat umum di gerai baca yang tersebar di enam lokasi titik mudik, yaitu Terminal Kampung Rambutan, Terminal Terpadu Pulo Gebang, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Terminal Kalideres, dan Bandara Halim Perdanakusuma.
Kepala Subbagian Tata Usaha, Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang Junaedi menambahkan bahwa program Mudik Asyik Baca Buku ini merupakan program yang sangat bagus karena anak-anak dapat belajar menambah kosakata baru dan mengembakan daya imajinasi anak.
Junaedi juga menambahkan bahwa Terminal Terpadu Pulo Gebang akan mensosialisasikan program ini di akun media sosial agar makin banyak pemudik yang tahu dan mendapat manfaatnya. Â
Hal senada disampaikan oleh penumpang Hendra Wijaya yang hendak mudik ke Banyuwangi." Anak saya suka baca dan saya sering membacakan buku-buku cerita. Alhamdulillah buku-buku ini saya pakai untuk oleh-oleh anak saya." Hendra mewakili suara hati orang tua lainnya agar program ini lebih banyak tersebar di di banyak titik yang strategis.
Buku-buku ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca sejak dini dan mengurangi ketergantungan anak terhadap ponsel selama perjalanan mudik. Dengan adanya titik baca di lokasi-lokasi strategis ini, masyarakat dapat lebih mudah mengakses bahan bacaan berkualitas secara gratis. Besar harapan berbagai pihak bahwa program ini tidak hanya dalam mudik Lebaran saja, tetapi juga dalam mudik-mudik hari raya yang lain atau kesempatan-kesempatan lainnya.
Mengembalikan minat masyarakat memang menjadi tanggungjawab bersama. Buku bukan hanya sarana anak-anak memperoleh lebih banyak informasi untuk menambah pengetahuan mereka, tapi juga untuk mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua, baik dengan ibu, ayah, maupun kakak-adiknya.
Buku-buku yang tersedia bukan hanya untuk anak-anak yang sudah bisa membaca, tetapi juga untuk anak-anak yang belum bisa membaca, dengan harapan bahwa orang tua, kakak, atau saudara mereka yang lebih tua bisa membacakan dan mendongeng untuk mereka.
Selain itu tersedia juga buku untuk orang tua. Program Mudik Asyik Baca Buku ini tidak hanya berisi buku-buku dari Badan Bahasa, tetapi juga buku-buku sumbangan dari Perpustakaan Nasional, beberapa penerbit, serta Pusat Perbukuan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Kami menjamin bahwa buku untuk anak-anak di sini adalah buku-buku yang sudah terseleksi dengan baik, karena kami telah melakukan penilaian terhadap materinya agar sesuai dengan tingkat literasi anak-anak. Mudah-mudahan tidak ada buku yang mengandung unsur yang kurang tepat atau tidak sesuai bagi mereka." tegas Dora Amalia.
Rangkaian acara Program Mudik Asyik Baca Buku 2025 dibuka secara resmi oleh  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti,  Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, serta Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian di Stasiun Senen pada hari yang sama.Â
Program Mudik Asyik Baca Buku tahun ini merupakan tahun kedua kerjasama Kemendikdasmen yang didukung oleh Program ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Perpustakaan Nasional RI, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), serta beberapa penerbit dan komunitas literasi.
Dukungan juga diberikan oleh PT Macanan Jaya Klaten, PT Temprina, CV Aldeaz Sejahtera Printing, PT Gramedia, Solo Murni, Arya Duta, Asia Foundation, Pusat Perbukuan, Tripper, Pasflix, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan Dinas Kominfotik DKI Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI