Ilusi Semata
Semenjak semalam
Suhu mulai tak beraturan
Pola makan berantakan
Kepala seperti berbenturan
Sakitnya bukan kepalang, saling bertabrakan
Ku anggap tak apa
Ini hanya kebetulan saja
Mungkin sebab luka kecil yang diderita
Atau sebab terlalu penuh isi kepala
Aku mencoba untuk merefleksikannya
Dengan sekedar memejamkan mata
Namun yang terlintas justru kejadian sebelumnya
Dimana, mata yang ditatap melihanya
Mengabaikan segala emosinya
Menghardik segala perlakuannya
Mata tajam bak mulut sebagai pemanah
Tak hanya pisau yang memberi luka berdarah
Panah juga menancap hingga sampai ke barisan lamban arah
Bumi, 05 November 2022
Kiki Ambarizki
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!