Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendengar Apa Kata Orang

12 Oktober 2022   04:52 Diperbarui: 12 Oktober 2022   07:40 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah berapa kuat menjalani setiap hal
Sudah setinggi apa noktaf yang terdengar
Bukankah menjadi lain memang menyiksa
Mendengar apa kata orang adalah sebuah petaka, apa yang dilantunkannya seketika membuat diri putus asa
Bukan tanpa sebab menerima dengan lapang dada
Memang itulah yang hanya mampu diserapnya

Katanya, badebah ini tidak berguna
Lantas cuitannya apakah begitu mempesona
Perasaan saja mampu diterkamnya
Apalagi sebuah nyawa
Bisa seperdetik melayang olehnya

Setiap nada peroktafnya meninggi
Jiwa yang tenang menjadi api
Semakin lama tebakar semakin membawa perih
Tersayat habis menjadi luka mengoreng
Membekas dan tak bisa hilang kembali

Jiwanya disayat
Hatinya ditumbuk habis
Isi otaknya diberikan racun hingga isinya bercecer seperti terbius
Matanya sayu, semakin lebam hingga menebal membawa kesal

Pagi yang dibekali racun agar cepat mati, nyawanya harus hangus terbakar api.
Terima kasih untuk setiap nada yang terbongkar khusus untuk diri.

Aku yang meratapi,


Cirebon, 12 Oktober 2022-04:48

Kiki Ambarizki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun