Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (5)

14 September 2022   19:39 Diperbarui: 18 September 2022   04:28 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dijajah Dan Peradaban Baru 


Hidup dalam keputusasaan adalah sebuah musibah paling menyedihkan dan juga menyakitkan. siapa orangnya yang ingin menjalani keputusasaan dengan tenang sambil mengongkangkan kaki di kursi goyang di pagi hari dengan sesruput kopi hitam ataupun teh hangat yang sedikit manis ditambah biskuit roma yang gurih yang hampir tidak berbunyi lagi karena bungkusan plastik yang digunakannya dibuka dengan sembarang biasa ditutup dengan karet nasi yang warna warni. sudah putus asa, namun masih bisa santai dengan gelapnya dunia, sudah runtuh namun berpegang pada dahan dan ranting yang tipis dan hampir patah.

Jika bukan hidup berdasarkan iman, tentu akan tenggelam sejak masih dalam umur yang belum genap 20 tahunan. Siapa lagi yang mampu menguatkan kecuali Tuhan, tentu cobaan yang diberikan sesuai dengan kadar kemampuan.

Belum sempat menelan air liurnya, tentu Kayla merasakan banyak lagi cobaan yang harus dilaluinya dalam terang benderang hingga gelap gulita. Setelah menjalani masa sekolahnya di Madrasah Tsanawiyah dengan rutinitas yang sama sekolah dan sorenya mengaji Al-Qur'an Di Musholah disambung dengan mengaji kitab aktivitasnya sama dilakukan berulang. Pada akhirnya Kayla lulus sekolah menengah, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas berbasis islamiyah atau serig disebut MAN. 

Selama pendaftaran tidak ada yang mendampingi, semuanya dilakukan sendiri berdasarkan arahan dari guru MTsnya. Sekolahannya cukup jauh dari rumahnya, menuju arah kota, dia pulang pergi menggunakan angkutan umum. Ketika pengujian mereka di uji tes baca Qur'an besrta tajwidnya, dan akhirnya Kayla lulus dan bisa bersekolah disitu.

Bukan Kayla jika hidupnya tidak di atur, semua yang Kayla lakukan selalu penuh dengan aturan, harus mengikuti ini dan harus mengikuti itu sesuai apapun yang diminta Ayahnya dan keluarganya. sama seperti ketika kecil Kayla sangat menyukai dunia menggambar dan pandai sekali melukis, Dia diperkenalkan dunia ini oleh Ayahnya, dan juga di fasilitasi segalanya seperti cat air dll. Karena sering menggambar dan juga sering diapresiasi jaryanya oleh teman dan guru keseniannya semasa SD, Dia akhirnya menjadi perwakilan Lomba Menggambar tingkat Kabupaten yang di adakan di Sekolah dekat dengan Polres. Kayla begitu sangat bangga dengan dirinya walaupun terasa preassurenya dari teman-teman yang mengatakan bahwa dirinya pintar menggambar. diluar dugaan, ketika penjelang hari perlombaan, ditempat lomba banyak sekali orang dari berbagai Sekolah Dasar, dan semuanya keren menggunakan cat air, dan lain-lain. namun, Kayla hanya membawa crayon sesuai arahan guru dan pembimbingnya Di Sekolah. sebenarnya yang membawa crayon cukup banyak cuma Kayla kembali drop dengan anak yang membawa cat air, nasib baik bahan yang digunakan bukan canvas, melainkan buku gambar. yang membuat Kayla kembali panik adalah harus menggambar di outdoor, benar-benar blank isi kepala Kayla dengan segala imajinasi yang berawal dari sketsa awal yang Dia bawa sebelumnya, Dia tidak mau ambil pusing, dia ambil ornamen dari daerah sekitar yang Di lihatnya. Dan Dia masuk 5 besar, gambarnya masuk ke koran, namun pada seleksi kedua Dia tidak masuk 3 besar dikarenakan dia tidak cukup konsep juga bentrok dengan hari ujian.

Kegiatan melukis ini rupanya tidak di dukung oleh orang tuanya yaitu Ayahnya, karena Kayla sangat senang sekali melukis muka orang atau benda yang ada di sekitar. lasannya, hanya karena kata dalam Al-Qur'an atau hadits adanya larangan untuk menggambar benda hidup karena akan di pertanggung jawabkan di akhirat kelak. walaupun dengan berat hati akhirnya Kayla berhenti melakukan hobbynya itu, beralihlah dengan menyanyi, tetap saja di larang, katanya perempuan itu tidak boleh bernyanyi. semua yang Dia lakukan selalu dilarang orang tuanya kecuali, mengaji. pada tingkat SD Kayla mengikuti lomba Baca Al-Qur'an tingkat Kecamatan hari itu dia masuk 10 besar namun gugur, karena tidak mengikuti seleksi selanjutnya karena suatu hal dan ada lagi lomba kesekian kalinya Maulid Nabi, antar kecamatan juga, dan Dia kembali masuk 10 besar dan seleksi lagi, setelah itu Dia juara 2 Baca Al-Qur'an beserta tajwid namun ketika pengambilan piagam, dan juga hadiahnya di malam puncak Maulid Qodarulloh Kayla sakit, dan ibunya tidak mengizinkan untuk datang ke tempat itu, takut demamnya makin parah. namun, ada celah senyum yang membahagiakan ketika seorang Ibu sangat bangga melihat anaknya juara Baca Al-Qur'an tingkat SD dan SMP dan pesaingnya adalah anak ustadz yang mengajarinya ngaji, itu suatu kebanggaan yang luar biasa.

Di mana Kayla mendengar kabar bahwa Dia juara, siang itu Kayla diberi kabar oleh temannya.

Afif : "Kaylaaaaa Kaylaaaa,"

Mamah : "Apa Fif?"

Afif : " Kayla ada buk?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun