Mohon tunggu...
Fiksi Islami

Ikhtiar dan Berdoa

2 Agustus 2018   12:24 Diperbarui: 2 Agustus 2018   12:31 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bercita-cita jadi dokter :

Selain aku bermimpi ingin pergi ke swedia, aku juga bermimpi dan bercita-cita menjadi seorang dokter apakah mungkin orang sepertiku bisa mewujudkan mimpi dan cita-cita, sedangkan aku hanyalah orang miskin lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) lihat orang tuaku saja siapa bekerja sebagai apa, Ayahku yang hanya seorang buruh serabutan dan ibuku yang seorang ibu rumah tangga. 

Di tambah lagi aku seringkali di kucilkan oleh semua orang karena mimpi dan cita-citaku " Buat apa bermimpi dan bercita-cita setinggi langit tidak akan bisa paling juga nanti kamu bukan menjadi dokter tapi menjadi pengangguran mimpi itu jangan tinggi-tinggi, udah lah urungkan saja mimpi dan cita-citamu itu. "

( Hanya terdiam dan menghela nafas astagfiruallah )

Aku hanya terdiam tanpa membalas satu kata dari mereka, terlintas dalam benak fikiran negatifku sebenarnya apa yang di katakan mereka itu ada benarnya juga niat hati aku ingin mengurungkan niatku tetapi seketika niatku berubah kembali. Aah.. aku yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang mungkin pasti semua bisa terjadi Allah tidak pernah tidur dalam al-quran juga disebutkan ketika Allah sudah menakdirkan " Man Jadda WaJada " yang artinya " Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil " Bagi allah hal besar dan sekecil apa pun bisa terjadi. Kita sebagai manusia hanya bisa berserah, bertawakal, bersabar, berdoa, dan pantang menyerah. Selebihnya allah lah yang menetukan. Karena sesungguhnya sebelum kita terlahir di dunia ini sudah diriwayatkan dalam garis tangan kehidupan dari allah yaitu jodoh, rezeki dan maut.

Ketika mimpi dan cita-cita inginku raih dan genggam namun kegagalan demi kegagalan, putus asa selalu ada di dalam hidupku. Saat aku ingin mendaftar ke perguruan tinggi ibu dan ayahku tidak memiliki banyak uang meskipun ada jalur khusus peringanan biaya (sbmptn) tetapi itu kan cuma hanya sebatas peringanan selebihnya dari mana?. Heem.. Aku hanya tertunduk lemah terdiam merenungi nasibku. Aku termenung merenungi nasibku, tanpa aku sadari aku bangkit kembali buat apa berlama-lama merenungi nasib tidak akan merubah segalanya kalau aku hanya begini saja.

" Satu kegagalan awal dari kesuksesan "

Dari satu kegagalan aku belajar untuk bangkit kembali. Meskipun aku tau itu menyakitkan tapi buat apa kita berlama-lama menahan rasa sakit yang tidak akan merubah segalanya kalau kita hanya diam dalam rasa sakit. Aku kembali bangkit jalur sbmptn telah gagal aku memilih jalur yang lain untuk dapat masuk perguruan tinggi dan mengambil fakultas kedokteran. 

Yaitu jalur beasiswa meskipun aku tau jalur yang aku ambil ini tidak lah mudah bagiku, jalur beasiswa ini hanya untuk orang-orang yang benar-benar memiliki kemampuan yang sangatlah cerdas sedangkan aku, hehe.. Cukuplah tidak bodoh-bodoh amat. Tapi aku tetap yakin dengan apa yang aku lakukan. Mencoba, bertarung dang berjuang dulu apa salahnya.

Keesokan hari

Hari ini adalah hari aku mencoba, bertarung dan berjuang tak lupa harus dengan adanya doa. Rasa getar getir, detak jantung berdegup kencang, Huuuh.. Semuanya tercampur menjadi satu di dalam ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun