Terbuai aku dalam manis Janjinya. Tak ada ragu, ribuan orang menurutinya. Separuh harta bahkan jiwa diserahkan begitu saja, tanpa berpikir dan beradu kata.
Rangkaian kata-katanya menghipnotis tiap jiwa yang kosong, Â menyerahkan jiwa raga berbondong-bondong, berharap terwujud mimpit di siang bolong.
Masih saja pemanis bibir itu beraksi, menelan mangsa yang tak memakai akal diri, menharap untung dan kaya yang tak pasti, hingga lupa diri.
Zaman makin gila, orang tak lagi memakai logika, serba instan ingin cepat kesampaian, tak usah susah tak harus payah. Cepat dapat, cepat hebat, tak fikirkan selamat.
Kuatkan iman, akal fikir diutamakan, bukan sembarang berkepribadian, waspada atas segala bujuk rayuan.