Mengapa Penyebutan "Ramadan Karim" Juga Kurang Tepat?
Sebagian umat Islam juga menyebut Ramadan dengan Ramadan Karim ( ), yang berarti "Ramadan itu dermawan atau pemurah." Secara bahasa, Karm () dalam bahasa Arab berarti mulia, dermawan, atau pemurah. Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan sifat Allah, seperti dalam Asmaul Husna Al-Karm () yang berarti Maha Pemurah.
Namun, secara terminologi Islam, Ramadan bukanlah entitas yang memiliki kehendak atau kemampuan untuk memberi sesuatu. Yang memberikan keberkahan, ampunan, dan pahala kepada hamba-Nya adalah Allah , bukan Ramadan itu sendiri. Oleh karena itu, penyebutan yang lebih tepat adalah Ramadan Mubarak ( ), yang berarti "Ramadan yang diberkahi."
Khotimah
Penyebutan Ramadan sebagai bulan suci telah menjadi kebiasaan di Indonesia, tetapi secara terminologi Islam kurang tepat. Sebutan yang lebih sesuai adalah bulan penuh berkah dan pengampunan, karena keistimewaan Ramadan lebih berkaitan dengan keberkahan dan anugerah yang diberikan Allah kepada umat Islam.
Selain itu, penggunaan istilah Ramadan Mubarak lebih dianjurkan dibandingkan Ramadan Karim, karena menunjukkan bahwa Ramadan adalah bulan yang diberkahi oleh Allah, bukan bulan yang memiliki sifat pemurah secara independen.
Dengan memahami konsep ini, diharapkan umat Islam dapat lebih tepat dalam menyampaikan ajaran agama dan memperkaya pemahaman tentang keutamaan Ramadan sesuai dengan ajaran Rasulullah . Allahu A'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI