Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Muara Air Mata

10 April 2023   22:14 Diperbarui: 11 April 2023   20:15 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan menangis| Dok Freepik via parapuan.co

Hatiku bergetar
Saat aku menulis puisi yang penuh luka
Luka yang menyayat perjalanan kisah cinta
Cinta yang tak ada arti bagimu
Namun cinta itu telah membawa luka di sepanjang nafasku
Hingga luka membuat aku setengah gila
Menuju kesedihan dalam muara air mata

Luka yang tak ada arti
Karena luka telah membunuh segala mata batin
Ingin sekali aku memukul air mata
Supaya air mata tak jatuh kembali
Jangan ada air mata lagi
Jika air mata hanya membuat luka mendalam dalam paruh jiwa

Muara air mata
Mengalir deras di antara celah sekujur tubuh
Aku nampak lunglai di jalan penuh luka
Membakar perih di sekujur tubuhku yang beku
Karena cinta yang menjadi harapan
Hanya sebuah kepalsuan hitam yang penuh pekat
Menusuk di sekujur tubuh ruang jiwa
Hingga aku terkapar dalam luka
Luka tanpa ada kata harapan

Cukuplah!
Luka kan kubawa lari
Bersama aliran air mata yang deras
Hingga sampai waktu
Aku tak sanggup lagi mengusap air mata
Karena aku telah pulang dari dunia
Menuju kehidupan dalam ruang menutup mata selamanya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun