Filosofi "Ha disuku, Ra diwulu, Pa ing pangkon" mengajarkan sikap andhap asor (rendah hati), alus lembuting bebuden (kelembutan dalam bertindak), dan keberanian untuk madhep (menghadapi/melakukan) sesuatu untuk menciptakan "karya enak tyasing sesama" (kenyamanan hati sesama). Sikap inilah yang mampu mengikis kesan kaku dan birokratis yang sering membuat masyarakat menjauh dari perpustakaan.
Implementasi Mewah: The Concierge of Knowledge
Layanan perpustakaan harus naik kelas dari sekadar administratif menjadi pelayanan yang personal, penuh hormat, dan antisipatif.
- Kurator Pengetahuan Pribadi: Staf perpustakaan dilatih menjadi "Pamong Wicaksana" (pemandu bijaksana), bukan petugas sirkulasi. Mereka akan secara proaktif mendampingi pengunjung, memahami minat dan kebutuhannya, lalu menawarkan rekomendasi bacaan, sumber digital, atau bahkan memperkenalkan mereka pada komunitas yang relevan---seperti seorang concierge di hotel mewah yang memahami keinginan tamunya.
- Inklusivitas yang Elegan: Sebuah perpustakaan yang "urip" melayani semua kalangan dengan fasilitas dan program yang setara. Ini berarti memiliki "Pojok Lintang" yang nyaman dan stimulatif untuk anak-anak, "Serambi Sepuh" dengan koleksi font besar, kursi ergonomis, dan program mendokumentasikan kearifan lokal para lansia, serta aksesibilitas penuh untuk penyandang disabilitas, mungkin dengan teknologi pembaca teks atau braille.
- Pusat Solusi Masyarakatakat: Perpustakaan menjadi tempat masyarakat menemukan jawaban atas masalah harian. Gelar "Sinau Warga" berupa lokakarya yang elegan dan praktis tentang literasi keuangan, parenting, berkebun urban, hingga kesehatan mental, yang dibawakan oleh para ahli yang peduli pada komunitas.
Prinsip Ketiga: 'Urip' Harus 'Urup' (Menyala dan Menerangi)
Pepatah "Urip iku urup" (Hidup itu harus menyala) adalah inti dari segala tindakan. Sebuah kehidupan yang tidak memberikan cahaya dan kehangatan bagi sekitarnya dianggap sia-sia, atau bahkan "urik" (merusak). Inilah prinsip yang mengubah perpustakaan dari pihak yang pasif menunggu, menjadi kekuatan aktif yang secara proaktif menerangi dan memberdayakan masyarakat.
Implementasi Mewah: The Lighthouse of Inspiration
- Akalademi (akal + akademi) Pengembangan Diri: Kembangkan perpustakaan menjadi "Sanggar Kawruh" (sanggar ilmu) yang menawarkan kurasi program pemberdayaan. Dari kelas public speaking dan penulisan kreatif yang diajarkan oleh praktisi ternama, hingga workshop digital literacy yang memutus mata rantai ketertinggalan teknologi.
- Galeri Ekspresi dan Inovasi: Sediakan "Puri Kreasi"---ruang eksklusif yang didesain untuk memicu kreativitas. Di sini, pengunjung dapat mengakses alat musik, kanvas dan cat, peralatan fotografi, atau printer 3D untuk mewujudkan ide-ide mereka. Ruang ini menjadi tempat di mana inspirasi dari buku dapat langsung diubah menjadi karya nyata.
- Jaringan 'Sang Penerang' (Kang Gawe Urup): Perpustakaan membangun jaringan dengan para profesional, seniman, ilmuwan, dan pemimpin lokal untuk berpartisipasi dalam program "Darma Wicara" atau sumbangsih ilmu. Ini adalah ekosistem di dimana setiap orang yang telah "tersinari" terdorong untuk menjadi "penerang" bagi yang lain.
Penutup: Meniupkan Nyawa ke Dalam Kembali
Mengimplementasikan filsafat "Urip" Jawa adalah jawaban yang tepat untuk kebangkitan perpustakaan. Ini bukan tentang dekorasi atau program insidental, melainkan sebuah revolusi paradigma yang menyeluruh untuk meniupkan nyawa kembali. Ini tentang merangkul makna hidup yang sebenarnya: menjadi ruang pertemuan yang hidup (gathuklan nglumpuk), menjadi pelayan masyarakat yang rendah hati (andhap asor), dan menjadi mercusuar yang aktif menerangi (urip kudu urup).
Pada akhirnya, perpustakaan yang sejati bukanlah tentang buku yang ditumpuk, tetapi tentang bagaimana setiap jiwanya---dari pengunjung, pustakawan, hingga setiap huruf dalam koleksinya---benar-benar hidup: bernafas, bersinergi, dan bersama-sama menyala terang, membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih bijaksana dan bermartabat. Inilah wujud sesungguhnya dari sebuah kebangkitan, dari yang "nyaris mati" menjadi benar-benar URIP.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI