Mohon tunggu...
Khinaya Ayu Kamila
Khinaya Ayu Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Menyukai musik, buku, dan film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Keamanan Data Bagi Pengguna Mobile Banking

17 Februari 2025   10:12 Diperbarui: 17 Februari 2025   10:12 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Meningkatnya jumlah bank yang mengeluarkan aplikasi m-banking, menyebabkan banyaknya nasabah yang menggunakan kartu ATM dan kartu kredit, beralih menjadi pengguna m-banking untuk memudahkan kegiatan perbankan seperti transaksi transfer dan juga pembayaran. Karena kegiatan perbankan tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dibalik kemudahan yang diberikan oleh aplikasi m-banking juga terdapat ancaman kejahatan siber. Salah satunya adalah kebocoran data. Dalam jurnal Rohid Akbar dkk dengan judul Analisis Keamanan Data Pada Aplikasi Mobile Banking, aplikasi mobile banking harus memiliki sistem keamanan yang kuat dan efektif untuk melindungi informasi pengguna. Menurut Cybersecurity Ventures, kejahatan siber diperkirakan merugikan dunia sekitar $7 triliun pada akhir 2022. Oleh karena itu, keamanan siber menjadi perhatian utama di industri perbankan.

Adapun beberapa kejahatan siber dibidang perbankan yang menjadi ancaman saat menggunakan aplikasi m-banking yaitu seperti phising, ransomware, malware, dan pencurian identitas. Para nasabah dan pengguna m-banking sebaiknya mengunduh aplikasi berdasarkan sumber resmi dan menggunakan kata sandi yang kuat. Selain itu para nasabah juga harus rutin memeriksa riwayat transaksi dan sebaiknya tidak menggunakan jaringan wi-fi publik dikarenakan maraknya virus yang tersebar melalui wi-fi publik dapat menyebabkan saldo rekening terkuras. Salah satu kejahatan siber perbankan yang lain adalah banyaknya pengguna m-banking yang mendapatkan panggilan telepon. Untuk itu pihak perbankan berusaha untuk memberikan penjelasan kepada nasabah secara jelas kebijakan kode OTP dan kata sandi yang harus dirahasiakan. Nasabah pengguna m-banking tidak boleh memberikan kode OTP dan kata sandi kepada orang lain apalagi kepada orang yang tidak dikenal, karena penting bagi pengguna m-banking untuk menjaga keamanan data. Pihak bank juga telah melakukan berbagai tindakan preventif untuk mencegah terjadinya kebocoran data pengguna atau nasabah bank tersebut seperti enkripsi Data End-to-End , Autentikasi Multi-Faktor (MFA), dan pemantauan Aktivitas Real-Time dengan AI untuk mendeteksi dan respons otomatis terhadap aktivitas mencurigakan seperti login dari lokasi yang tidak biasa.

Langkah-langkah atau tindakan preventif yang dapat digunakan oleh pengguna m-banking untuk mencegah adanya celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengunduh aplikasi mobile banking melalui sumber resmi seperti aplikasi Google Play pada Android ataupun App Store pada IOS.  

2. Membuat serta menggunakan password atau kata sandi yang kuat seperti menggabungkan huruf, angka, dan simbol agar kata sandi menjadi lebih kuat dan susah untuk diretas oleh pelaku kejahatan.

3. Hindari menggunakan wi-fi publik terlebih saat menggunakan aplikasi m-banking dikarenakan adanya kemungkinan wi-fi yang dibuat oleh pelaku kejahatan sebagai umpan untuk memancing korban dan menyebarkan virus ke perangkat sehingga pelaku bisa meretas m-banking dan menguras saldo yang terdapat pada m-banking nasabah.

4. Tidak langsung mempercayai sms/whatsapp serta telepon yang berasal dari nomor yang tidak dikenal dengan alasan bahwa dari pihak bank karena setiap informasi yang dikirimkan oleh bank biasanya menggunakan alamat E-mail resmi bank untuk memberikan informasi kepada nasabah.

5. Tidak membuka link yang diberikan oleh nomor yang tidak dikenal secara sembarangan karena jika membuka link atau tautan yang diberikan,  virus yang dibuat oleh pelaku dapat masuk kedalam perangkat atau handphone pengguna nasabah dan pelaku dapat dengan mudah menguras saldo m-banking pengguna.

6. Menggunakan otentifikasi 2 langkah untuk mencegah serta memberikan lapisan tambahan jika terjadi kebocoran data seperti username dan password.

Dengan adanya beberapa langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjadi tindakan preventif untuk mencegah terjadinya kebocoran data bagi pengguna nasabah mobile banking sekaligus menjadi alasan mengapa menjaga keamanan data sangat penting bagi nasabah atau pengguna.  

Sumber Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun