Mohon tunggu...
Dwi Asih
Dwi Asih Mohon Tunggu... -

hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Ibu, Anakku

20 Oktober 2011   14:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pagi ini kamu menangis karena saat kau masih asyik dengan mimpimu kubangunkan kamu. Kamu makin marah karena aku langsung membujukmu untuk mandi dan segera bersiap-siap ke Taman Penitipan Anak (TPA) dan pagi ini hangatnya air yang aku siapkan untuk mandi pagimu hanya kau perbolehkan untuk membasuh mukamu dan menyeka badanmu. Anakku tanpa marah kuturuti maumu.

Anakku, dengan masih lesu kau biarkan aku memakaikan bajumu. dengan tegaskau gelengkan kepala kala nasi dan telur di piring ini akan ku suapkan ke mulut mungilmu. Dan kau pun hanya menggeleng kala kutawari kau roti ini. Dan akhirnya kau mengangguk kala kuminta kau bawa roti itu ke sekolah.

Duhhh sore hari kala ku jemput ternyata tak seperti ku bayangan, kau menyambutku dengan cemberut. "ibu kok lama jemputnya" protesmu. dan protesmu sore ini ibu udah hafal sekali pasti akan diiringi kerewelan-kerewelan kecil berikutnya. kamu akan marah kala ibu menyalakan tv sepulang dari menjemputmu. kamu akan marah kala ibu tinggal sebentar ke kamar. dan banyak lagi kemarahan-kemarahan kecil yang selalu kau perlihatkan. Kau hanya mau selalubermain dengan ibu.

Duh anakku sayang, rutinitas seperti ini selalu kau lakukan dari hari ke hari. Aku tak bisa marah, karena aku memang bersalah tak punya cukup banyak waktu tuk menemani sepanjang hari.

Anakku sayang, di usiamu yang baru 3 tahun kau tak bisa bercanda sepuasnya denganku.Di usiamuyang baru 3 tahun, kau harus rela diasuh oleh orang lain di TPA.Dan kau hanya bisa memandangku dengan murung kala ku minta kau lambaikan tangan mungilmu.

Maafkan ibu, anakku. karena ibu tak pernah memberimu waktu yang cukup tuk bercanda tawa bersama. Ibu selalu membangunkanmu pagi-pagi hanya untuk mengajakmu melakukan kegiatan pagi yang mungkin bagimu angat membosankan. maafkan ibu karena baru menjemputmu pulang kala mungkin kamu sudah lelah bermain seharian tanpa ibu di sisimu.

Anakku, kini kala kau pulas tidur sungguh hati ini ingin menangis karena tahu kerewelan-kerewelan kecilmu tiap pagi kala berangkat ke TPA dan sore di rumah adalah bentuk protesmu karena ibu tak pernah memberimu waktu yang cukup tuk bersama.

Anakku, maafkan ibu yang belum bisa membuatmu paham bahwa hidup ini begitu keras. aku lakukan semua ini karena aku ingin kamu jadi pemenang di dunia ini. kukumpulkan rupiah demi rupiah agar kamu bisa mendapatkan semua yang harus kau dapatkan. Ibu harap kala kau besar, kau bisa memaklumi ibu yang harus membanting tulang mengais rupiah tuk menebus kehidupan yang begitu mahal di negara yang begitu keras pada rakyat miskin seperti kita.

Anakku sungguh Ibu sangat mencintaimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun