Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marhaenisme Soekarno

6 Juni 2020   11:45 Diperbarui: 6 Juni 2020   11:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Soekarno merupakan bapak proklamator kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Soekarno dikenal tidak hanya di arena Nasional tetapi juga di kancah internasional, dengan segala bentuk kelebihan dan kelemehannya, sumbangsih Soekarno terhadap Indonesia sangat luar bisa. Orang tua soekarno berbeda latar belakang, dimana ibunya berasal dari Bali dengan menganut agama Hindu, sedangkan bapak dari proklamator berasal dari Jawa dengan menganut agama Islam (Kjawean). 

Dalam tuntutan zaman pada masanya, Soekarno tidak suka dengan ejaan namanya itu SOEKARNO karena hal ini di buat oleh orang-orang Belanda terhadap Soekarno sendiri. Ia lebih suka dengan ejaan SUKARNO saja. Waktu masa kecilnya Soekarno ikut dengan kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur kemudian pindah mengikuti ayahnya ke Mojokerto, Jawa Timur, kemudian ia di titipkan lulus sekolah di kawan ayahnya yang bernama H. umar Said Cokroaminoto. 

Dari sinilah Soekarno mengenal tokoh-tokoh pergerakan pada zaman itu, seperti tokoh Sarekat Islam yaitu Agus Salim dan kawan-kawannya. Dari Surabaya Soekarno kuliah di ITB kemudian ia ngekos di Bandung, setelah dari ITB inilah ia mulai aktif di ranah perpolitikan. Jika di Surabaya ia ikut di Jong Java, sedangkan di Bandung Soekarno merintis yang di kenal dengan PNI (Partai Nasional Indonesia). 

Dari sinilah Soekarno sering keluar masuk penjara. Ketika sidang Soekarno dalam pidatonya luar biasa dengan judul Indonensia Menggugat. Setelah itu ia keluar kemudian masuk penjara lagi kemudian di asingkan ke Flores, kemudian di pindah ke Bengkulu sampai tahun 42, kemudian ketika Jepang mulai masuk Soekarno di bebaskan.

Marhaenisme merupakan dasar bagi bangsa Indonesia, ujungnya ialah Pancasila, akan tetapi jauh sebelum itu Soekarno telah membangun Ideologi yang namanya Marhaenisme. Soekarno Muda itu pemikir, Soekarno Tua itu Politikus. Yang jelas jika berbicara Soekarno kita tidak lupa dengan karakter pemikiran Soekarno diantaranya ialah Pemersatu, dalam hal ini kita harus bersatu jangan sampai ada perpecahan diantara bangsa Indonesia.

Apapun yang terjadi jangan sampai kita terpecah, kemudian anti imperialisme, yaitu jangan sampai ada penjajah dan jangan mau di jajah oleh negara-bangsa apapun, ciri yang ketiga merupakan sosialisme yaitu ketidak berpihakan kepada elit, tidak kepada penguasa akan tetapi berpihak kepada rakyat, dalam hal ini ialah kesejahteraan bersama, kemudian ialah Nasionalisme, Nasionalisme ini merupakan yang utama diantara lainnya, dalam hal ini juga di dalam gagasan-gagasan Soekarno tidak lepas dari rasa Nasionalisme.

Kemudian selanjutnya Basis Teoritis dari Soekarno yaitu :

  1. Karl Marx

Pengaruh dari Karl marx ini dalam Soekarno yang banyak masuk ialah Materialisme. Historis, Dialektis.

Materialisme dalam Marxisme adalah lawan dari Idealisme dalam artian yang rill, yang nyata (Sifat Material), kenyataan yang sejati sifatnya yang nyata (material) bukan idea-idea yang ada di pikiran, kemudian variabel-variabel dalam sejarah selalu berdialektika dan terus menerus melahirkan sesuatu yang baru.

  • Karl Kautsky

Karl Kautsky sebagai pelopor sosialis demokrat karena jika murni harus mengikuti komunisnya Karl Marx maka negara harus bubar, pada akhirnya menjadikan masyarakat tanpa kelas, dalam hal ini di kritik oleh Soekarno dengan mengatakan itu tidak cocok bagi sebuah negara Indonesia. Kemudian Kautsky juga masuk dalam pemikiran Soekarno dimana Marxis revolusioner menjadi sosialis evolusioner, dari sini lahir visi sosialis Indonesia.

  • Mikhail Bakoenin

Bakoenin sebagai pelopor anarkisme, tapi bagi Bakoenin perjuangan kaum proletar harus di bedakan antara  proletar dengan petani maupun pedagang dengan alasan jika kaum proletar sebagai buruh yang tertindas dengan tidak mempunyai alat produksi yang selalu mengikuti majikannya, sedangkan petani mempunyai alat produksi seperti cangkul, kemudian untuk pedagang sangat jelas seorang pedagang mempunyai suatu material untuk di jual dan rata-rata mempunyai warung dan sejenisnya. Jadi dalam hal konsep proletar dalam petani dengan pedagang tidak masuk. Dari sinilah Soekarno mengambil konsep Marhaenisme bukan lagi proletar bukan lagi buruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun