Mohon tunggu...
khairul ikhwan d
khairul ikhwan d Mohon Tunggu... Penulis - pernah main hujan

sedikit demi sedikit, lama-lama habis

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menentang Tradisi dalam The Girls of Riyadh

7 Februari 2022   10:46 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:22 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel The Girls of Riyadh / aksiku.com

Di Riyadh, Arab Saudi, email beruntun selama enam tahun tentang kisah kaum perempuan Arab yang hak-haknya tidak sejajar dengan laki-laki, memunculkan pro dan kontra. Penentangan terhadap tradisi dengan memanfaatkan internet.

Inilah ide dasar novel The Girls of Riyadh. Novel ini tentang seorang gadis anonim dengan alamat email seerehwenfadha7et@yahoo.com yang menceritakan kisah empat sahabat dengan nama samaran; Qamrah El Qashmany, Shedim El Harimly, Lumeis Jadawy dan Michelle El Abdul Rahman, kepada anggota mailing list seerehwenfadha7et@yahoogroups.com. Bagian-bagian kisah tersebut diemailkan si penulis anonim saban hari Jumat, hari libur di Arab Saudi.

Keempat sahabat ini digambarkan sebagai, "... wanita-wanita semi eksklusif di tengah pergaulan masyarakat" (hal 173) dan hadir dengan persoalan masing-masing, namun bertumpu pada satu titik; ketidakadilan gender di zaman moderen. Banyak gadis harus menikah dengan pilihan orang tua, setelah melewati sebuah lembaga pertemuan syufah, yakni saat calon suami dipertemukan dengan calon istrinya. Itulah pertemuan pertama sebelum pernikahan yang berlangsung sekitar tiga bulan kemudian. Kultur ini sulit berubah, karena prinsip umumnya, cinta dan kasih sayang yang murni hanya dapat tumbuh dan berkembang setelah pernikahan.

Membantah adagium ini, penulis anonim mengemukakan kisah Qamrah. Gadis ini menikah dengan pria bernama Rasyid dalam sebuah pesta meriah dan kemudian diboyong ke Chicago, Amerika Serikat (AS) karena Rasyid belum selesai pascasarjana-nya. Ternyata cerita indah pernikahan hanya terjadi saat pesta pernikahan dan sepanjang bulan madu di Italia.

Pertemuan syufah tidak bisa menunjukkan kenyataan bahwa sebenarnya Rasyid seorang laki-laki yang kasar. Qamrah selalu dihina, dicela, dan belakangan dipukul karena mengetahui perselingkuhan Rasyid dengan Karey, perempuan asal Jepang. Perselingkuhan sudah lama, bahkan sebelum menikah, Rasyid telah lama hidup serumah dengan Karey di AS. Ketika Qamrah melabrak Karey, sang suami malah balik memukul Qamrah yang tengah hamil muda. Qamrah pulang ke rumah orang tuanya di Riyadh, melahirkan anak dan kemudian menjanda; status sosial yang dianggap rendah.

Kisah sedih Qamrah jadi catatan tiga sahabatnya untuk mencari suami berdasarkan cinta. Tetapi menabur benih cinta di Riyadh banyak tantangan. Penegakan hukum sangat ketat. Seperti yang dialami Lumeis. Polisi syariat menangkapnya saat duduk bersama Ali di sebuah kafe. Lumeis dilepaskan setelah orang tuanya menjemput ke kantor polisi dan menandatangani sejumlah formulir. Hubungan keduanya terpisah, apalagi Ali seorang penganut paham Syiah yang dalam banyak hal beda pemahaman dengan Sunni yang dianut keluarga Lumeis.

Pacaran bukanlah sesuatu yang lazim. Budaya seperti ini dihempang, walau penentangan terus terjadi. Valentine Days dilarang, namun secara diam-diam banyak pasangan merayakannya. Hubungan intim juga terjadi. Shedim menyerahkan raganya kepada Walid, setelah mereka bertunangan. Shedim menyangka setelah bertunangan, hubungan badan dapat saja dilakukan. Shedim yang ditinggal mati ibunya sejak kecil, tidak memiliki pengetahuan sampai di mana batasan itu. Ternyata malam pertama pranikah itu, menjadi malam terakhir pertemuan Shedim dengan Walid. Dia hanya bisa menduga-duga mengapa Walid meninggalkannya.

Shedim yang berupaya bangkit dari duka, berangkat ke London dan bertemu dengan Faraz dan menjalin hubungan yang lebih baik. Jenjang pernikahan sudah demikian dekat, namun tak lama setelah Shedim menceritakan masa lalunya dengan Walid, perubahan sikap terjadi. Faraz lantas menikah dengan wanita lain.

Sementara Michelle terpaksa mengakhiri hubungan dengan Faishal karena calon mertua tidak berkenan dengan trah keluarga Michelle, sebab ibunya keturunan AS, meskipun muallaf. Secara fisik Michelle molek, namun Faishal akhirnya menikah dengan wanita yang tidak begitu cantik karena manut pada pilihan orang tua. Michelle kemudian pindah kuliah ke AS dan menjalin hubungan dengan Matthew, sepupu dari sebelah ibu yang beragama Nasrani. Kali ini penentangan datang dari keluarga Michelle dan kuliahnya dipindahkan ke Dubai.

Dalam rangkaian kisah-kisah keempat sahabat itu, kalimat-kalimat penentangan kultur yang menomorduakan perempuan terus dimunculkan. Perempuan harus "...mandiri dan lebih kuat mempertahankan hak-haknya... Tidak pernah mengalah kepada laki-laki, terutama pada berbagai hal yang menyangkut pembelaan hak dan mempertahankan harga diri." (hal 273).

Keempat perempuan Riyadh itu melakukan penentangan dalam skala minimal, menolak untuk dirinya sendiri, dan si penulis anonim menyampaikannya melalui milis hingga kemudian tersebar luas menjadi sebuah gerakan moral yang mendapat respons. Pro dan kontra muncul di media massa tentang tulisan-tulisan yang dikirimkan si penulis anonim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun