Mohon tunggu...
Khaila PerdanaPutri
Khaila PerdanaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata Universitas Indonesia

Suka mengeksplorasi berbagai hal, dengan minat pada pariwisata dan bisnis manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menikmati Keindahan Gunung Bromo dengan Kewaspadaan terhadap Risiko

3 April 2025   23:30 Diperbarui: 3 April 2025   23:38 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Bromo Sumber : iExplore 

Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Indonesia. Keindahan panorama matahari terbit, hamparan lautan pasir yang luas, serta udara pegunungan yang sejuk menjadikannya tempat yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Namun, di balik pesonanya, terdapat berbagai risiko yang perlu diantisipasi agar perjalanan wisata tetap aman dan nyaman. Memahami potensi bahaya serta cara mengatasinya merupakan langkah penting bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Bromo memiliki potensi letusan sewaktu-waktu. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2019, yang mengakibatkan hujan abu serta gangguan pernapasan bagi warga sekitar dan wisatawan. Bayangkan jika sedang menikmati pemandangan di tepi kawah, lalu tiba-tiba terjadi letusan yang tidak terduga. Oleh karena itu, pemantauan terhadap aktivitas gunung menjadi hal yang sangat penting.

Sebelum melakukan perjalanan, wisatawan sebaiknya selalu memeriksa status aktivitas Gunung Bromo melalui laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pemerintah dan pengelola kawasan wisata juga perlu memastikan ketersediaan jalur evakuasi yang jelas serta sistem peringatan dini yang efektif agar wisatawan dapat segera mengambil langkah antisipatif jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.

Jalur menuju kawasan kawah Bromo memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi wisatawan yang tidak terbiasa dengan medan pegunungan. Kabut tebal yang tiba-tiba turun dapat mengurangi jarak pandang, sementara angin kencang dapat menerbangkan debu dan pasir, yang berisiko mengganggu pernapasan. Selain itu, jalur yang curam dan berpasir licin juga dapat menyebabkan wisatawan terpeleset jika tidak berhati-hati. Untuk mengurangi risiko ini, wisatawan disarankan menggunakan alas kaki yang nyaman dan memiliki daya cengkeram baik. Penggunaan masker atau kacamata pelindung juga dianjurkan untuk menghindari gangguan akibat debu dan pasir yang terbawa angin. Selain itu, jika kurang familiar dengan jalur pendakian, menggunakan jasa pemandu wisata dapat menjadi pilihan yang bijak guna memastikan keselamatan selama perjalanan.

Berada pada ketinggian lebih dari 2.300 meter di atas permukaan laut, udara di Gunung Bromo lebih tipis dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Beberapa wisatawan yang tidak terbiasa dengan kondisi ini dapat mengalami gejala sesak napas, pusing, atau kelelahan lebih cepat. Selain itu, suhu yang rendah, terutama pada dini hari, dapat meningkatkan risiko hipotermia jika wisatawan tidak mengenakan pakaian yang cukup hangat.

Untuk menghindari masalah kesehatan ini, wisatawan sebaiknya mengenakan pakaian berlapis guna menjaga suhu tubuh tetap stabil. Konsumsi air yang cukup juga diperlukan agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Bagi wisatawan yang memiliki riwayat gangguan pernapasan, berkonsultasi dengan dokter sebelum berkunjung dapat menjadi langkah pencegahan yang tepat. 

Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata favorit, terutama saat musim liburan. Kepadatan pengunjung dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bahkan berisiko menimbulkan kecelakaan akibat berdesakan di jalur sempit. Selain itu, meningkatnya jumlah wisatawan juga berdampak pada lingkungan, terutama dalam hal produksi sampah dan polusi dari kendaraan wisata.

Untuk mengurangi dampak negatif ini, penerapan sistem kuota wisatawan per hari dapat menjadi solusi yang efektif. Wisatawan juga diharapkan memiliki kesadaran lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan membawa kembali sampah mereka sendiri. Selain itu, penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan atau sistem transportasi bersama dapat membantu mengurangi emisi gas buang di kawasan wisata.

Perjalanan menuju Gunung Bromo memerlukan kewaspadaan tinggi, terutama bagi yang menggunakan kendaraan pribadi. Jalan yang berkelok, menanjak, dan berbatu dapat menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pengemudi yang kurang berpengalaman. Tidak jarang terjadi kecelakaan akibat kendaraan yang tidak dalam kondisi prima atau pengemudi yang kurang siap menghadapi medan berat. Untuk menghindari risiko ini, wisatawan disarankan menggunakan jasa transportasi resmi seperti jeep wisata yang telah disediakan oleh masyarakat lokal. Selain lebih aman, menggunakan layanan transportasi resmi juga mendukung perekonomian masyarakat sekitar. Bagi yang tetap ingin menggunakan kendaraan pribadi, memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik sebelum berangkat adalah langkah yang tidak boleh diabaikan.

Referensi
Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. (2006). Rencana karya tahunan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tahun anggaran 2006. Malang: Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
Bronto, S. (2001). Volkanologi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Hudzafidah, K., Bahri, S., & Kusuma, W. A. (2024). Sosialisasi kesiapsiagaan terhadap erupsi Gunung Bromo kepada pelaku wisata dan masyarakat. Jurnal Mitra Dedikasi, 2(2). Diakses dari https://bakticendekianusantara.or.id/index.php/ojs-jmdm.
Lesmana, R. B., Rachmawati, T. A., & Rukmi, W. I. (2022). Pengurangan risiko bencana erupsi Gunung Bromo berbasis political security di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Planning for Urban Region and Environment, 11(2).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2020). Gunung api Indonesia dan karakteristik bahayanya. Jakarta: Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun