Mohon tunggu...
Khadeejannisa
Khadeejannisa Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

بسم الله Menulis adl caraku berbagi dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Influencer Vs Content Creator, Profesi Baru yang Dicari

6 Agustus 2022   09:45 Diperbarui: 6 Agustus 2022   10:33 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Mungkin satu dasawarsa lalu TNI dan PNS adalah profesi idaman sekaligus calon mantu dambaan para orang tua. Kini jaman sudah berubah dimana para generasi muda berlomba-lomba menekuni industri kreatif. Dampaknya menjadikan content creator dan influencer adalah idaman. Tak heran jika dari 270 jutaan penduduk Indonesia (data sensus penduduk 2020 lalu) sekitar 200 juta jiwa adalah pengguna internet. Menariknya berdasarkan data Internetworldstats (2021) Indonesia berada di urutan ketiga dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah Tiongkok dan India.

Apa sih influencer?

Berasal dari serapan kata Bahasa Inggris yang berarti orang yang berpengaruh. Influencer adalah adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan membangun citra atau personal branding dan memasarkan melalui media sosial. Bisa dibilang selebriti spesialis media sosial yang menjadi trend setter dan membuat audiens ingin meniru atau mengikuti gaya mereka.

Ada beberapa penggolongan influencer, namun secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yakni makro dan mikro. Influencer makro memiliki  jangkauan audiens luas baik dalam dan luar negeri. Seseorang disebut sebagai influencer makro jika memiliki pengikut 40.000++. Contohnya adalah Jerome Polin yang memiliki lebih dari 7jt followers di akun sosmednya. Pemuda asli Surabaya ini disebut-sebut sebagai influencer pemersatu Jepang dan Indonesia. Berawal dari konten kesehariannya sebagai mahasiswa peraih beasiswa prestasi yang menimba ilmu di jurusan Matematika, Waseda University-Jepang. Jerome tumbuh menjadi panutan dengan beragam prestasi diantaranya masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia pada April 2021.

Sedangkan influencer mikro setidaknya memiliki 10.000 hingga 40.000 pengikut. Meski demikian mereka dikenal karena pengetahuan mengenai bidang/topik khusus dan dipandang sebagai sosok inspiratif bagi para pengikutnya.

Untuk meningkatkan pemasaran di sosial media, perusahaan juga memanfaatkan peran influencer sebagai strategi marketing. Influencer digunakan oleh sebuah brand untuk menyampaikan tujuan dari brand ke target konsumen tertentu dan bahkan menjadi tonggak dalam promosinya.

Bedanya dengan content creator?

Content creator adalah orang-orang yang memproduksi suatu karya berupa konten dan terkenal lewat karya tersebut. Kontribusinya dapat berupa blog, berita, gambar, video, audio, email, pembaruan sosial, dan konten terkait lainnya. Masyarakat biasanya lebih mengenal dari platform medsos yang digunakan semisal Youtuber dan tiktoker. Content creator bisa bersifat perorangan maupun perusahaan.  Content creator yang bekerja di perusahaan akan dibayar sesuai gaji yang disepakati bersama. Sedangkan personal content creator akan menggunakan keahlian dan pengetahuan mereka untuk menghasilkan konten berkualitas dan memikat hati para penggemar. Contohnya adalah Atta Halilintar melalui Youtube Channel ATH yang memiliki subscriber 28 juta lebih. Dengan jumlah subscriber tersebut, Atta Halilintar memperoleh sekitar 18.900 hingga 302.400 dollar AS per bulannya atau setara Rp 271 juta hingga Rp 4,34 miliar.

Gaji seorang YouTuber yang popular berasal dari AdSense yang bisa dihitung dari cost per mille (CPM) dan cost per click (CPC). CPM itu sendiri adalah pendapatan uang yang akan didapat setiap 1000 penayangan iklan yang muncul di video YouTube tersebut. Nominal CPM yang akan diterima YouTuber yaitu Rp7000 per tayangan iklan. Sedangkan CPC diperoleh dari setiap klik tayangan iklan yang muncul dalam video tersebut. Nominal CPC untuk satu kali klik yaitu Rp5000 -- Rp12000. Rata-rata gaji YouTuber pemula bisa mencapai 18 USD atau sekitar Rp245 ribu untuk 1000 tayangan video.

Selain itu ada beberapa sumber pendapatan lain yang diperoleh YouTuber diantaranya Shorts Fund, YouTube Premium, Channel Memberships, Super Chat, Super Thanks. Super Stickers, Super Stickers, Merchandise. Ticketing dan YouTube BrandConnect.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun