Mohon tunggu...
Kezia ImanuellaSutanto
Kezia ImanuellaSutanto Mohon Tunggu... Mahasiswa

memiliki hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pancasila sebagai Fondasi Mahasiswa dalam Mencegah Rasisme di Era Digital

19 September 2025   16:14 Diperbarui: 19 September 2025   16:14 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis : Kezia Imanuella Sutanto, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

OPINI : Kezia Imanuella Sutanto

Sebagai seorang mahasiswa, apakah kita pernah meluangkan sedikit saja waktu yang kita miliki untuk merenungkan sudah seberapa jauh pengaruh teknologi di dalam kehidupan. Di era pesatnya kemajuan teknologi, banyak terjadi perubahan dalam kehidupan kita. Cara kita untuk berkomunikasi sudah tidak ada batasnya, bahkan kita bisa melakukan kapan saja dan di mana saja. Kini segala pengetahuan yang kita butuhkan mudah diakses melalui platform digital, di mana kita bisa mengakses hal itu kapan pun sesuai keinginan. Cara pandang kita terhadap dunia pun terus menerus dipengaruhi oleh beragam informasi yang belum tentu akurat yang membanjiri media sosial.

Secara pribadi, saya sebagai mahasiswa tentu sangat senang dengan kemudahan yang diberikan di era digital saat ini. Bagaimana cara kita mencari informasi untuk menambah wawasan sudah tidak ada lagi batasannya. Kemudahan yang ada sangat mempermudah mahasiswa maupun pelajar dalam memahami topik tugas yang tidak dimengerti, menemukan artikel, buku digital, atau jurnal dari berbagai sumber yang tersedia dan tentunya sesuai dengan apa yang sedang kita butuhkan sehingga proses belajar menjadi lebih maksimal.

Ujaran Kebencian Berisikan Rasisme di Media Sosial, Salah Satu Ancaman yang Mengintai

Namun, menurut saya, di balik semua kemudahan, kita sebenarnya dihadapkan pada ancaman yang begitu besar. Arus informasi yang membanjiri media sosial menuntut kita untuk pandai menyaringnya. Jika tidak, kita bisa saja terjebak dalam informasi yang bisa merugikan diri sendiri, bahkan orang sekitar kita. Beberapa ancaman yang berpotensi besar mengintai di era digital adalah menyebarnya berita hoaks, adanya ujaran kebencian, dan rasisme yang ditujukan kepada kelompok tertentu melalui media sosial. Pada tahun 2021 Kemenkominfo memberikan data, lebih dari 50% masyarakat Indonesia menggunakan media sosial. Di mana ujaran kebencian yang berisikan rasisme dengan cepat menyebar di media sosial. Secara pribadi saya sebagai pengguna media sosial sering melihat adanya ketikan-ketikan rasisme yang diberikan dalam sebuah komentar atau meme yang merendahkan, bertujuan untuk menargetkan kelompok tertentu, seperti kelompok orang berkulit hitam. Bagi saya ketikan atau meme seperti ini jelas tidak hanya membuat korban rasisme merasa sakit hati, tetapi juga menimbulkan perpecahan sehingga dapat merusak persatuan bangsa Indonesia.

Menurut sudut pandang saya, ancaman rasisme di media sosial bukanlah sesuatu hal yang jauh dari lingkungan kehidupan mahasiswa, justru lingkungan mahasiswa paling dekat dengan ancaman tersebut, mahasiswa merupakan generasi yang paling aktif dalam menggunakan teknologi digital dibandingkan dengan generasi lainnya. Kondisi ini membuat kita sangat rentan terpengaruh dengan konten-konten negatif yang tanpa sadar dapat membentuk pola pikir yang salah.

Peran Penting Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki pendapat bahwa pendidikan Pancasila sangat penting, terutama dalam lingkungan perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa, kita adalah calon pemimpin masa depan yang berada di garis terdepan dalam memanfaatkan pesatnya kemajuan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila merupakan bekal yang tidak akan tergantikan agar mahasiswa dapat terus berkontribusi secara positif di era pesatnya teknologi digital, sekaligus menjadi fondasi utama untuk mencegah adanya rasisme  yang dapat merusak pola pikir.

Pendidikan Pancasila tidak hanya mengajarkan sekadar teori, melainkan juga mengajarkan nilai-nilai yang menekankan kemanusiaan, toleransi, dan persatuan. Dalam dunia akademik khususnya perguruan tinggi, pendidikan Pancasila berfungsi sebagai fondasi utama untuk mencegah terjadinya rasisme, baik dalam lingkungan kampus maupun dunia teknologi digital. Selain itu, dengan adanya pendidikan Pancasila mahasiswa dibekali dengan kemampuan berpikir kritis yang sangat diperlukan saat ini untuk menyaring berbagai informasi di dunia digital. Saya percaya dengan kemampuan ini mahasiswa dapat menganalisis beragam isu dari berbagai sudut pandang. Hal ini memberikan pandangan untuk kita dapat membedakan antara fakta dan opini yang belum tentu akurat, serta kita diajarkan untuk melihat dan menghargai keberagaman ras dan suku di Indonesia. Dengan begitu, kita memiliki fondasi yang kuat untuk menolak segala bentuk rasisme.

Menjadikan Pendidikan Pancasila sebagai Aksi Nyata

Menurut saya, pendidikan Pancasila juga harus diwujudkan sebagai aksi nyata. Nilai sila ketiga, Persatuan Indonesia dapat menjadi landasan mahasiswa untuk menggunakan teknologi sebagai sarana dalam memperkuat keberagaman. Contohnya, mahasiswa dapat meluncurkan kampanye di platform media sosial untuk merayakan keberagaman etnis dan suku di Indonesia. Dengan cara ini, kita sebagai seorang mahasiswa dapat mengubah ruang digital dari tempat yang rawan rasisme menjadi ruang yang damai dan harmonis akan perbedaan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun