Mohon tunggu...
Kezia Artanauli Purba
Kezia Artanauli Purba Mohon Tunggu... Teacher

I am a biology teacher who truly enjoys my profession. I take great pleasure in keeping myself updated with ongoing developments and the evolving teaching methods, while ensuring that every approach remains aligned with established educational values and norms

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menemukan Hakikat Belajar: Idealisme dan Relevansinya dalam Pendidikan Modern

7 Oktober 2025   08:57 Diperbarui: 7 Oktober 2025   08:57 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini menantang sistem pendidikan modern yang kadang terjebak dalam birokrasi dan administrasi, hingga melupakan esensi hubungan manusiawi antara guru dan murid.

c. Pembelajaran yang Mengembangkan Jiwa dan Pikiran

Prinsip idealisme menuntut agar pembelajaran tidak hanya berfokus pada hasil ujian atau nilai angka, tetapi pada proses refleksi dan kesadaran diri. Metode seperti diskusi filosofis, dialog, dan pembelajaran berbasis makna menjadi penting.
Misalnya, dalam pembelajaran IPA, guru tidak hanya mengajarkan hukum Newton atau teori fotosintesis, tetapi juga mengajak siswa merenungkan keindahan keteraturan alam dan kebijaksanaan Tuhan di baliknya.

d. Kurikulum yang Humanistik dan Bermakna

Implikasi lain dari idealisme adalah pentingnya kurikulum yang membentuk manusia seutuhnya (whole person). Artinya, pendidikan tidak boleh hanya menekankan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), tetapi juga seni, etika, dan filsafat.

Keseimbangan antara science dan humanities menjadi kunci agar manusia tidak menjadi "robot pintar tanpa hati".

e. Pendidikan sebagai Proses Pembebasan Diri

Bagi Hegel, idealisme adalah perjalanan menuju kebebasan kesadaran. Dalam konteks pendidikan, ini berarti pendidikan harus membebaskan manusia dari kebodohan, ketidaktahuan, dan ketergantungan.
Siswa didorong untuk berpikir kritis, mengembangkan ide, dan menemukan makna hidupnya sendiri --- bukan sekadar meniru atau menerima apa adanya.

4. Kritik terhadap Idealisme dan Tantangan Aktualisasi

Tentu saja, idealisme tidak lepas dari kritik. Banyak pihak menilai bahwa idealisme terlalu abstrak dan sulit diterapkan dalam sistem pendidikan yang nyata. Dunia modern membutuhkan keterampilan praktis, teknologi, dan inovasi yang konkret, bukan sekadar refleksi filosofis.

Namun, kritik ini justru membuka ruang bagi sintesis baru antara idealisme dan realisme. Pendidikan modern dapat menggabungkan nilai idealisme (moral, spiritual, dan etika) dengan pendekatan pragmatis dan saintifik.
Dengan cara ini, idealisme tidak lagi dianggap kuno, melainkan menjadi jiwa yang menuntun kemajuan ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun