Kebenaran (Truth) -- dicapai melalui pengembangan rasio dan pengetahuan.
Keindahan (Beauty) -- melalui seni, estetika, dan apresiasi terhadap harmoni.
Kebaikan (Goodness) -- melalui pembentukan moral dan etika.
Dalam praktiknya, ini berarti sekolah harus menjadi tempat pembentukan jiwa manusia, bukan sekadar lembaga penyalur pengetahuan. Guru menjadi model hidup yang memancarkan nilai-nilai luhur, bukan hanya pengajar kurikulum.
3. Implikasi Idealisme dalam Dunia Pendidikan Modern
Meski berasal dari filsafat klasik, idealisme memiliki relevansi kuat dengan tantangan pendidikan abad ke-21. Berikut beberapa implikasi pentingnya:
a. Pendidikan Berorientasi Nilai
Pendidikan modern cenderung fokus pada aspek kognitif dan teknologi. Namun, idealisme mengingatkan bahwa nilai moral dan spiritual harus menjadi fondasi utama. Kurikulum seharusnya tidak hanya menilai kemampuan berpikir logis, tetapi juga kemampuan menimbang baik dan buruk.
Contohnya, program pendidikan karakter dan penguatan profil pelajar Pancasila di Indonesia mencerminkan semangat idealisme --- bahwa pendidikan tidak boleh kehilangan arah moralnya.
b. Guru sebagai Teladan Moral
Dalam idealisme, guru bukan hanya "pengajar", melainkan "pendidik" yang menjadi panutan. Seorang guru harus menginternalisasi nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar dapat menginspirasi muridnya.
Plato bahkan menyebut, "Guru sejati adalah jiwa yang membimbing jiwa."