Mohon tunggu...
Keyne Azizah Susilo
Keyne Azizah Susilo Mohon Tunggu... Pelajar/ mahasiswa

Mahasiswa di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Kurang Tidur Membahayakan Fungsi Otak?

22 September 2025   07:54 Diperbarui: 22 September 2025   08:06 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Orang Begadang untuk Belajar (Sumber: Metanoiac)

Durasi tidur dan hubungannya dengan kesehatan telah menjadi topik utama yang menarik dan memprihatinkan. Banyak orang di zaman sekarang yang terlalu sibuk dengan jadwal, tugas, dan pekerjaannya sehingga mengabaikan jam tidur. Padahal, tidur yang cukup dan baik sangat penting untuk kesehatan mental dan kemampuan berpikir. WHO mencatat, lebih dari 30% orang di dunia ini mengalami gangguan tidur, seperti insomnia, yang bisa menyebabkan kecemasan, depresi, dan turunnya fungsi otak.

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, tidur diterima sebagai rangkaian peristiwa vital dan terorganisir yang mengikuti program siklus teratur setiap malam untuk memastikan tubuh manusia dapat berfungsi secara optimal. Salah satu urgensi kualitas tidur yang baik adalah menjadi faktor utama dalam menjaga kemampuan kognisi yang optimal. Tingkat aktivitas otak berfluktuasi selama setiap tahap tidur dan hal ini menjadi bukti bahwa tidur meningkatkan sebagian besar jenis fungsi kognisi. Kognisi bukanlah proses yang tunggal, melainkan keterlibatan berbagai fungsi dan komponen. Tidur  yang  baik  dapat membantu  memindahkan  informasi  dari  ingatan  jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Tidur membantu memperkuat informasi di otak sehingga dapat diingat kembali saat dibutuhkan. Memori individu dan kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru merupakan bagian integral dari identitas diri dan memengaruhi prospek kita untuk kehidupan yang sukses dan bahagia. Selain itu, masing-masing dari kita pasti memiliki kebutuhan tidur yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi. Seseorang dengan kualitas tidur yang rendah cenderung mengalami kesulitan dalam fokus, menghadapi penurunan daya ingat jangka pendek, dan lambat dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan, seseorang dengan kualitas tidur yang tinggi umumnya menunjukkan performa yang lebih stabil, lebih tahan terhadap tekanan mental, dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatur informasi yang kompleks.

Kurang tidur dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk durasi tidur yang pendek atau tidur yang terfragmentasi. Kurang tidur dan fragmentasi tidur juga sering dikaitkan dengan penurunan fungsi kognisi. Tanpa tidur yang cukup, otak akan kesulitan berfungsi dengan baik karena tidak punya waktu untuk memulihkan diri sehingga neuron di otak menjadi banyak bekerja dan kurang mampu bekerja optimal dalam berbagai jenis berpikir.

Ada dua cara tidur yang dapat digunakan untuk memfasilitasi memori. Pertama, tidur dapat diatur waktunya sehubungan dengan pembelajaran sedemikian rupa untuk secara optimal mendukung proses pengkodean dan konsolidasi memori. Dengan cara ini, fungsi tidur yang sehat dan normal untuk memori dapat dioptimalkan. Misalnya, memperkenalkan tidur siang singkat sebelum mempelajari informasi baru mendorong perolehan awal dan pengkodean jejak memori baru Demikian pula, episode tidur yang mengikuti setelah sesi pengkodean ini menguntungkan konsolidasi memori baru untuk melestarikan memori ini untuk jangka panjang dan melindunginya dari masukan pengganggu berikutnya. Cara kedua yang lebih menarik untuk benar-benar meningkatkan memori selama tidur (dalam arti menambah memori melampaui kondisi normal) adalah dengan memanipulasi memori atau tidur secara langsung. Manipulasi tersebut menargetkan pemrosesan representasi memori tertentu selama tidur atau fitur tidur tertentu yang diketahui terlibat dalam pemrosesan memori.

Tidur tidak hanya waktu untuk beristirahat, tetapi juga bagian penting bagi tubuh dan otak untuk memulihkan diri dan memori. Mendapatkan jumlah tidur yang disarankan tanpa gangguan dapat menghindari diri dari berbagai konsekuensi negatif kurang tidur terhadap berbagai aspek kognisi. Menjadikan tidur sebagai prioritas adalah salah satu langkah sederhana tetapi sangat penting dalam merawat diri, baik secara emosional ataupun intelektual.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jahdali, M. A. (2023, April). The consequences of sleep deprivation on cognitive performance. Retrieved from Neuro Sciences: https://nsj.org.sa/content/28/2/91

Diekelmann, S. (2014, April 02). Sleep for Cognitive Enhancement. Retrieved from frontiersin.org: https://www.frontiersin.org/journals/systems-neuroscience/articles/10.3389/fnsys.2014.00046/full

Effects of Sleep Deprivation on Physical and Mental Health Outcomes: An Umbrella Review. (n.d.). Retrieved from PubMed Central National Library of Medicine: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC12116485/

Hasanah, Z. N. (2025). DAMPAK POLA TIDUR TERHADAP KONSENTRASI DAN PRODUKTIVITAS MAHASISWA. 2-3.

Khambali, G. A. (2025, Juli 30). Pengaruh Pola Tidur yang Baik terhadap Kesehatan Mental dan Kinerja Kognitif. Retrieved from mahasiswaindonesia.id: https://mahasiswaindonesia.id/pengaruh-pola-tidur-yang-baik-terhadap-kesehatan-mental-dan-kinerja-kognitif-2/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun