Mohon tunggu...
Kesha Saphira
Kesha Saphira Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Tanpa Pancasila

8 Desember 2019   22:39 Diperbarui: 8 Desember 2019   23:15 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Ikesha Saphira Putri Abas

Geopolitik bangsaIndonesia yang didasarkan pada nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhurdengan jelas dan tegas tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu "...untukmembentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk kesejahteraan umum, mencerdaskankehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ". 

Segenap aspek kehidupannasional Indonesia juga selalu dituntut menganut dimanunggalkan secara serasidan berimbang, sesuai dengan makna Negara Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakanciri asasi dari falsafah Negara Pancasila. Pancasila adalah landasan dalamkehidupan manusia serta sebagai etika dalam berpolitik yang seharusnya dapatmenciptakan masyarakat yang beretika serta taat pada aturan yang ada. Namunselama lebih dari tiga dasawarsa Pancasila tidak menjadi jiwa dari kebijakanatau keputusan-keputusan politik, sebaliknya jadi alat mempertahankankekuasaan. Politik yang berjalan sekarang tidak menjadikan pancasila sebagailandasannya dan hanya mementingkan tujuan kelompok ataupun individu politiknyasaja yang akan sangat merugikan bagi bangsa dan masyarakat karena pihak yang berperandalam perpolitikan akan mendapatkan keuntungan dan memanfaatkan keuntungantersebut.  Pada sisi lain amat jelasbahwa kaki Garuda Pancasila berpijak dan mencengkeram erat Bhinne- ka TunggalIka. Dengan demikian, kekuasaan negara harus berpijak pada kebinekaan. Hal inibermakna bahwa kebinekaan merupakan realitas obyektif yang harus jadi dasarbagi setiap langkah negara. Namun, apakah pancasila sebenarnya memang ada? Jikapancasila memang ada mengapa kita masih harus membeli air? Kekurangan lapanganpekerjaan,banyak yang kesulitan membayar iuran BPJS dan masih banyak masalahlagi di Indonesia ini. 

Bagimana Indonesiamenjalankan pancasila jika pemimpin negri ini saja melanggar sumpah dan orang yangmelanggar sumpah itu adalah orang yang kita pilih. Said Salim seorang pengamatpolitik dan pertahanan pernah berkata "mengapa negara lain maju sedangkanIndonesia tidak?  negara-negara seperti  Korea Selatan,Singapur,Israel, mereka majukarena ada hal yang mereka takuti. Korea Selatan takut pada Korea Utara,Singapur takut karena mereka mayoritas orang tionghoa ditengah lautan melayu,Israel takut karena mereka ada ditengah lautan Arab, sedangkan IndonesiaTuhanpun tidak ditakuti. Coba lihat orang-orang yang masuk KPK, semua pernahbersumpah diatas kitab suci, namun nyatanya setelah itu mereka melanggar sumpahmereka sendiri" menurut Said Salim Negara-negara yang disebutkan dapat majukarena mereka meiliki hal-hal yang ditakuti, karena jika mereka tidak majuNegara mereka akan hancur. Sedangkan Indonesia dianggap tidak memiliki hal yangditakuti bahkan Tuhan sekalipun, pejabat-pejabat di Indonesia sebelumnya beranibersumpah dan berjanji diatas kitab suci mereka namun pada kenyataannya merekatetap melanggar sumpah mereka sendiri, inilah yang menyebabkan Indonesia sulitsekali menjadi Negara yang maju. Jika Tuhan saja tidak mereka takuti, bagaimanahukum? Terlebih lagi sistem hukum yang lemah di Indonesia, orang-orang yangmemiliki uang dan jabatan akan lolos dari hukum karena mereka sama-samamemiliki kepentingan untuk menguntungkan satu sama lain. Apakah inimencerminkan pancasila? Apakah ini disebut 'keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia?' dimana letak keadilanya?  Negara yang sejatinya berperan sebagaiperpanjangan tangan kekuasaan dalam rangka mengakomodasi kepentingan rakyatnya,malah justru menjadi sosok egois dan sekedar corong aspirasi pihak-pihaktertentu. Akibatnya, kekuasaan dipandang penting dan perlu hanya bagi merekayang diuntungkan. Maka hilanglah daya tarik negara dan segala instrumennya.Demokrasi hanya milik mereka yang memiliki dominasi kuasa yang ditopang olehmateri. Ideologi dikeranjangsampahkan. 

Fakta ini dapat dilihat dari lemahnya kapasitas pemimpinkita. Baik secara moralitas, maupun secara leadership. Justru mereka yangmenjadikan materi sebagai ideologi politik dan kebangsaannya, melenggang tanpahambatan. Lihatlah misalnya, benih-benih politik dinasti di sejumlah daerahmulai mengkhawatirkan kita. Model politik yang tidak bermuara pada ideologi,yang menjadikan kekuasaan hanya sebagai instrumen untuk mencapai kesejahteraan.Pancasila yang ke lima dasarnya relevan dengan nilai-nilai Islam tentu tidakharus ditolak secara absolut.

Dari soal Tauhid pada sila pertama, jelas-jelas merupakan pokokagama Islam. Pintu masuk dan keluar dari Islam ada pada kalimah tauhid sebagaipersaksian. Kemanusiaan pada sila kedua, dapat kita lihat misalnya di dalamayat "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah penataannya yangbaik" (QS Al-A'raf: 56).

Sogok-menyogok dan suap-menyuap kian menggejala di segenaplapisan masyarakat. Akibatnya muncul krisis kepercayaan di kalangan masyarakat.Mereka acapkali menjadi hakim sendiri, karena sudah tidak percaya lagi denganhakim-hakim yang ada. Maka sangat tidak mengherankan jika disana-sini terjadikekacauan dan kerusakan akibat tidak ditegakkanya hukum sebagaimana mestinya.  Dalam urusan politik, Islam telahmensyari'atkan aturan yang paling sempurna dan adil. Islam mengajari umatnyasegala yang seharusnya dilakuan dalam berintraksi (muamalah) dengan sesamaMuslim atau dengan yang lainnya.

Dalam peraturannya, Islam menggabungkan antara rahmah (kasihsayang) dengan kekuatan, menggabungkan antara sikap lemah lembut dengan kasihsayang terhadap semua makhluk sesuai kemampuan. Jika dengan lembut dan kasihsayang tidak bisa, maka kekuatan yang dipergunakan, namun dengan penuh hikmahdan keadilan, bukan dengan kezhaliman dan kekerasan.

 

 

 

*ditulisoleh Mahasiswa semester satu mata kuliah Pengantar Ilmu Politik, Prodi IlmuKomunikasi, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

 

 

Politik 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun