Mohon tunggu...
Andi Nurmufid
Andi Nurmufid Mohon Tunggu... Penulis - Seniman

Bersyukur itu Indah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel "Ayah" Karya Andrea Hirata

4 April 2020   21:59 Diperbarui: 14 April 2020   22:58 3225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel " AYAH " Karya Andrea Hirata

Marlena dan Sabari akhirnya menikah, Ukun dan Tamat heran saat melihat mereka berdua seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat, dan nampaknya para hadirin di pesta pernikahan Sabari dan Marlena pun sependapat dengan Ukun dan Tamat. Walaupun sudah menikah tetap saja Marlena tidak mencintai Sabari mungkin dia adalah orang yang paling dibencinya, dan walaupun sudah menikah Marlena tak mau tinggal serumah dengan Sabari. 

Sementara Sabari tinggal sendiri menyiapkan rumah untuk Marlena dan buah hati meraka kelak, hari yang dinanti pun tiba Marlena melahirkan anak lelaki bernama Amiru,  Sabari memanggilnya Zoro, Setelah melahirkan zoro Marlena dengan kebiasaannya yang ingin selalu bebas meninggalkan Sabari untuk berpetualang tetapi Sabari tak menghiraukan karena dia sudah bahagia bersama dengan Zoro. sabari sangat bahagia bersama anaknya Zoro.

Marlena kembali dan mengambil Zoro dari Sabari untuk dibawanya pergi,  dan diajaknya berpindah - pindah sesuka hatinya karena Marlena adalah wanita yang ingin selalu bebas.  Sepeninggalan Zoro yang di bawa oleh Marlena Sabari pun menggelandang di pasar layaknya orang gila. 

Melihat kondisi Sabari yang memprihatinkan sahabatnya Ukun dan Tamat pun mencoba mencari Marlena dan anaknya Zoro, mereka berkeliling  mejelajahi sampai pulau Sumatera hingga sekian lama dan akhirnya pun mereka menemukan Marlena dan Zoro. mereka pun membujuk Marlena agar bisa mengajak Amiru kembali ke Belitong untuk menemui ayahnya sabari, dan Marlena pun mengijinkannya.

Zoro yang semakin dewasa pun terkadang tinggal bersama ayahnya Sabari dan terkadang bersama ibunya Marlena. amiru atau Zoro tinggal di Belitong bersama Sabari hinggga menamatkan SMA. 

Amiru menemani sabari di ahri - hari tuanya hingga Sabari meninggal, Amiru memeinta pembuat pusaran makam menuliskan puisi di pusaran ayahnya yaitu" Biarkan aku mati dalam keharuman cintamu"  teringaat dia dengan kata - kata ayahnya, "Ingat, Boi, dalam hidup ini semua terjadi tiga kali. pertama aku cinta ibumu, kedua aku mencintai ibumu, ketiga aku mencintai ibumu."( Ayah - 394). Dan tak lama kemudian Marlena juga meningal dan dia berpesan agar dimakamkan di samping Sabari dan dia berpesan di pusarannya untuk di tuliskan " Purnama kedua belas" begitulah dulu Sabari  selalu memanggil Marlena.

Kisah cinta Sabari sangat menguras emasional sebagai pembaca, cintanyakepada Marlena begitu tulus dan tak kenal kata menyerah. Walaupun berkali - kali ditolak tetapi Sabari tak pernah patah semangat. Sifat yang patut di contoh dari tokoh Sabari adalah pantang menyerah.

Sedikit kutipan dari saya untuk lebih jelasnya beli bukunya, gaya bahasa ala melayunya keren dan ceritanya bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun