Janur Kuning biasa di gunakan sebagai alat penunjuk atau pun penanda bahwa adanya seseorang mengadakan acara, baik resepsi pernikahan, atau pun sunatan. Janur kuning menurut KBBI adalah daun kelapa muda yang berwarna kuning, Masyarakat Jawa mengartikan Janur yaitu "Sejating Nur" yang berarti cahaya sejati. Penggunaan janur kuning sebagai alat penunjuk biasa kita lihat di Jakarta dan wilayah - wilayah sekitarnya, tetapi hampir semua di wilayah Indonesia menggunakan janur kuning sebagai alat penunjuk adanya pesta.
Bagi masyarakat Bali rangkainan Janur kuning disebut juga Pejor biasa du gunakan masyarakat setempat untuk upacara adat. Umumnya pejor diikat pada tiang bambu berbentuk umbul - umbul, Pejor bagi masyarakat Bali sakral. Pejor di buat untuk mengungkapkan rasa sukur dan anugerah atas yang di berikan oleh yang Maha Kuasa.
Bagi masyarakat Jawa janur kuning dianggap sebagai simbol kebahagiaan, biasa di gunakan pada acara pernikahan. Selain sebagai penanda janur juga di rangkai menjadi kembar mayang ( sepasang hiasan dekorasi yang di pajang di pelaminan). Dalam upacara perkawinan adat jawa kembar mayang di gunakan saat midodareni sampai prosesi panggih.
Namun sayang Janur kuning yang sudah lewat dari harinya tak lagi di hiraukan sang empu pemiliknya sehingga tergeletak begitu saja. Hampir di setiap simpang jalan atau pun gang - gang janur kuning yang sudah layu tergeletak begitu saja tanpa ada penanganan dari si empu pemiliknya. Sehingga berserkan begitu saja.