@@@
Ivan sedang bersandar santai sambil meremas-remas bola kesayangannya, di depan jendela yang sangat besar, yang memperlihatkan pemandangan malam ibu kota. Pakaian putih resmi yang dikenakannya, tampak bersinar di bawah lampu. Ivan mendengarkan dengan seksama laporan dari Pak Harun tanpa mengalihkan pandangan dari pemandangan yang ada dihadapannya.
"... keamanan hotel ini dijaga oleh pihak pengawalan istana dan juga kepolisian. Sesuai dengan perintah Yang Mulia Putra Mahkota, tamu-tamu undangan dari Tuan Erick menggunakan kartu pelajar untuk bisa memasuki hotel ini. Pihak sekolah juga telah mengirimkan perwakilan mereka untuk mengkonfirmasi identitas setiap tamu yang masuk, Yang Mulia Pangeran" lapor Pak Harun.
"Jangan sampai para tamu undangan merasa tidak nyaman Pak Harun. Aku berharap pemeriksaan terhadap mereka dilakukan dengan penuh hormat. Baik tamu undangan istana maupun semua teman-teman Erick" perintah Ivan.
"Daulat, Yang Mulia Pangeran" jawab Pak Harun mengangguk hormat.
Terdengar ketukan pintu. Erick yang mengenakan pakaian resmi memasuki ruangan itu.
"Apa saya mengganggu anda, Yang Mulia?"
Ivan menatap Erick dari jendela sambil tersenyum,
"Masuk saja, Rick"
Erick masuk dan bersandar di sebuah meja. Harun memberi hormat padanya dan dibalas Erick dengan anggukan yang disertai senyuman. Harun kembali menghadap Ivan,
"Kalau begitu saya mohon diri terlebih dahulu, Yang Mulia Pangeran. Saya akan langsung meyampaikan titah Yang Mulia pada pihak keamanan."