Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

22 Mei 2019   07:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aya berhenti tertawa dan mulai mengamati Ivan dari atas sampai bawah dengan hati-hati. Tak lama ia kembali tertawa kecil sambil menutup mulutnya,

"Lelucon yang sangat bagus. Aku hampir saja tertipu" Aya kembali mendorong Ivan dengan telunjuknya, "Kau tidak akan bisa menakut-nakutiku" katanya kembali tertawa dengan nada menyepelekan. Aya lalu menikmati kue-kue yang ada di piringnya, "Mmmm... enak!"

Ivan menahan tawa melihat ulah Aya, yang sepertinya tak peduli. Tiba-tiba MC kembali memanggilnya untuk naik ke panggung,

"Sekali lagi kita persilahkan kepada Yang Mulia Putra Mahkota Pangeran Ivan Prasetya Adinegara Suryadininggrat untuk bisa hadir ke atas panggung ini" katanya dengan bingung menatap kesekelilingnya.

Ivan melihat kearah panggung untuk sesaat. Lalu ia kembali menatap Aya, yang masih asyik dengan makanannya. Ivan terlihat ragu. Tiba-tiba beberapa pengawal istana datang mendekatinya.

"Ternyata anda ada di sini, Yang Mulia. Kami mengkhawatirkan Yang Mulia." kata Pengawalnya memberi hormat.

"Maaf sudah membuat kalian sibuk dan khawatir." jawab Ivan sambil tersenyum.

Ivan mengalihkan pandangannya pada Aya. Ia menemukan kalau saat itu Aya sedang melihat kearahnya dengan mata melotot kaget dan mulut yang melongo. Garpu yang ada di tangan Aya, tertahan di mulutnya. Sementara Pengawal Ivan menatap Aya dan Ivan bergantian dengan wajah bingung.

Ivan tersenyum dan memalingkan wajahnya dari Aya, yang masih terpaku bengong,

"Sudahlah" tawanya.

Ivan lalu memutar badannya ke arah panggung. Sebelum ia melangkahkan kakinya, ia kembali melirik Aya sekilas dan tersenyum rahasia. Setelah itu Ivan berjalan menuju panggung diiringi oleh para pengawalnya, yang membukakan jalan untuknya. Ivan tersenyum ramah pada semua tamu yang otomatis menunduk hormat saat ia melewati mereka. Sesekali ia melambai dan menjabat tangan para tamu undangan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun