Mohon tunggu...
Kelvin Gifarel Aziz
Kelvin Gifarel Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

jangan katakan bahwa kamu bisa, tapi katakan lah bahwa kamu sanggup!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadilah Pendengar Yang Baik

19 Desember 2021   01:13 Diperbarui: 20 Desember 2021   03:57 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo sobat, pepatah pernah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang”. Maka sebelumnya izinkan saya untuk memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Kelvin Gifarel Aziz yang pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah perjuangan dari seorang pahlawan yang telah menjaga harapan hidupnya dan amanah dari tuhan yang telah ia terima dan emban (saya dan saudara-saudara saya) hingga saat ini. Saya memanggil beliau dengan sebutan “Ayah”. Beliau yang menjadi inspirasi saya dalam menjalani rintangan dan tatangan hidup. Dulu waktu saya akan melaksanakan MOS SMP, beliau memberikan motto hidupnya untuk saya. Beliau bilang bahwa “Hidup Itu Adalah Perjuangan”, sedari saat itu saya memaknai dan terus mengingat apa yang pernah beliau katakan kepada saya. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa saya ingin menceritakan sebuah kisah beliau di dalam cerita ini.

Ayah saya saat ini berprofesi sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ayah bercerita pada kami anak-anaknya tentang perjalanannya dalam bekerja. Awal mulanya pada tahun 1993, ayah mencoba untuk daftar dan tes sebagai CPNS di salah satu kabupaten di Kota Bengkulu. Pada saat itu ayah saya tes sebagai CPNS dengan menggunakan ijazah sementara yang dimilikinya. Ayah bilang kepada kami bahwa saat itu persaingan cukup sulit, yang mana ada 26 orang CPNS yang mendaftar dan hanya akan diambil 4 orang diantara calon-calon tersebut. Alhamdulillah, Allah memberikan jalan dan rezeki untuk ayah berprofesi sebagai PNS. Kemudian, ayah menjadi guru dan mengajar pertama kali di SMK 2 Kota Bengkulu selama 4 tahun.

 Tahun 1998 ayah menikah dengan ibu saya dan ayah harus pindah ke salah satu kabupaten di Kota Bengkulu yaitu Kabupaten Kepahiang. Setelah itu, ayah melanjutkan tugasnya untuk mengajar di SMA N 1 Kepahiang selama 2 tahun. Setahun setelah pernikahan, ayah dan ibu dikaruniai seorang putra yaitu kakak saya. Dikarenakan daerah di Kabupaten Kepahiang itu cukup dingin dan ternyata kakak saya punya alergi terhadap udara dingin, akhirnya kedua orangtua saya memutuskan untuk pindah ke Kota Bengkulu tahun 2001 dikarenakan kondisi Kota Bengkulu tidak terlalu dingin. SMA N 7 Kota Bengkulu lah yang menjadi tempat tuju ayah saya untuk mengabdi sebagai guru pada awal pindah ke Kota Bengkulu lagi. Selama hampir 10 tahun beliau mengajar disana, tahun 2011 ayah saya dipindah tugaskan untuk mengemban amanah menjadi kepala sekolah di SMA N 3 Kota Bengkulu dalam kurun waktu sekitar 9 bulan. Kemudian, beliau kembali dipindah tugaskan ke SMA N 10 Kota Bengkulu untuk mengemban amanah memimpin sekolah tersebut selama kurang lebih 2 tahun. Belum berakhir sampai disitu saja, tahun 2015 ayah saya kembali dipindah tugaskan dan diberi amanah untuk memimpin SMA N 2 Kota Bengkulu hingga saat ini.

Tidak hanya sebatas bekerja sebagai seorang guru, ayah juga mengisi waktu kosong untuk bekerja di tempat lain. Seperti halnya mulai tahun 2002 ayah saya pernah mengajar di salah satu tempat bimbel di kota saya, bahkan menyediakan jasa les privat di rumah. Tentu saya masih ingat kondisi saat ayah saya mengajar les privat di rumah. Beliau pun pernah menjadi dosen luar biasa di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) tahun 2005 dan menjadi dosen luar biasa di Tri Mandir tahun 2015. Saya bisa memaknai hidup dari sebuah perjuangan ayah saya dan perjalanan yang berliku, serta dipenuhi dengan rintangan. Jujur saya terdiam waktu mendengar kisah perjuangan ayah saya untuk bisa mensejahterahkan kehidupan harapan hidupnya dan amanah dari tuhan yang telah ia terima dan emban untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga seperti yang anak-anaknya rasakan saat ini. Dari perjalanan ayah mencari pekerjaan, mencari pekerjaan lain untuk mengisi waktu luang, hingga perjuangan ayah sampai detik ini.

Hal itulah yang menjadi salah satu motivasi dan semangat saya untuk selalu memperjuangkan apapun yang harus saya perjuangkan dan apa yang telah menjadi tanggung jawab saya. Salah satu sifat ayah saya yang paling menginspirasi saya adalah ketika ia rela menahan laparnya demi anak anaknya. Beliau lebih mengutamakan rasa kebersamaan untuk makan bersama dan selalu memikirkan keluarganya terlebih dahulu. Dari situ saya akan menerapkan itu kepada diri saya di masa mendatang menjadi tempat berlindung dan bersandar anak-anak saya kelak, mengusahakan segala cara dalam menyejahterahkan keluarga saya.  Namun dari sekarang saya memiliki tujuan dalam diri saya yaitu saya ingin membuat ayah dan ibu saya bangga dengan cara suatu hari nanti, saya ingin membahagiakan mereka, dan insyaAllah saya akan berusaha selalu memberikan dan melakukan yang terbaik. Melalui tulisan ini semoga niat tulus dan baik yang saya punya dijabah dan diberi jalan oleh Allah untuk kedepannya. Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan mengenai cerita perjuangan pahlawan hidup saya. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf dan kepada Tuhan saya mohon ampun. Terima kasih 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun