Penyebab yang kedua setelah guncangan ekonomi tiba-tiba yaitu utang yang berlebihan, hal ini sangat mempengaruhi dalam masalah perekonomian, mulai dari individu, kelompok, bahkan negara. Apalagi jika individu atau sebuah bisnis tidak mampu membayar tagihan terhadap utang-utangnya, itu akan menambahkan masalah baru, misalnya kesenjangan sosial. Meningkatnya default utang dan kebangkrutan dapat dengan mudah membalikan kondisi perekonomian di sebuah negara.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara membeberkan beberapa dampak yang mungkin akan terjadi di masyarakat setelah Indonesia resmi masuk ke  jurang resesi.Â
Pertama, kata dia, akan terjadinya penurunan pendapatan di kelompok masyarakat menengah dan bawah secara signifikan. Hal ini akan menimbulkan orang miskin baru. "Selain itu, desa akan jadi tempat migrasi pengangguran dari kawasan industri ke daerah-daerah karena gelombang PHK massal," ujar Bhima kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Selanjutnya, kata Bhima Yudhistira, angkatan kerja baru akan makin sulit bersaing karena lowongan kerja yang semakin menurun. Sementara itu, perusahaan kalaupun melakukan rekruitment akan prioritaskan karyawan lama yang sudah berpengalaman.Â
"Masyarakat cenderung berhemat untuk membeli barang sekunder dan tersier. Fokus hanya pada barang kebutuhan pokok dan kesehatan," ungkapnya secara lugas. Dampak lainnya, yakni meningkatnya konflik sosial di masyarakat karena ketimpangan semakin lebar. "Orang kaya bisa tetap survive, selain karena aset masih cukup juga karena digitalisasi. Sementara kelas menengah rentan miskin tidak semua dapat melakukan WFH, disaat yang bersamaan pendapatan menurun," ungkapnya lagi.
Adapun beberapa dampak lain yang mungkin dapat terjadi jika sebuah negara telah resmi masuk ke jurang resesi, yang pertama jumlah pengangguran meningkat, dapat kita lihat jika ketika pendapatan penjualan dan laba yang diperoleh oleh perusahaan mengalami penurunan drastis, maka kebijakan standar yang umumnya diambil oleh perusahaan adalah mengurangi jumlah karyawan.Â
Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir biaya dan meningkatkan laba. Artinya, akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara massal. Hal ini dapat saja terjadi jika kondisi ekonomi tidak segera membaik. Selain itu, dampak yang mungkin saja akan terjadi selanjutnya yaitu produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional.
Melihat keadaan ekonomi di Indonesia yang semakin genting, tentunya kita sebagai warganegara tidak boleh tinggal diam menerima nasib yang sedang terjadi, kita seharusnya memperbaiki dan harus siap dalam menghadapi keadaan ketika negara sedang mengalami resesi. Salah satu hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi resesi ekonomi adalah mengubah pola konsumsi, ketika keadaan ekonomi sedang tidak stabil alangkah baiknya kita dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut, seperti halnya kita harus mampu berhemat dalam mengkonsumsi barang primer dan sekunder. Utamakan kebutuhan pokok sehari-hari.
Dalam menghadapi keadaan ekonomi yang sedang mengalami resesi  di tahun pandemi ini, seharusnya kita mampu dan siap untuk menghadapinya dan mengubahnya menjadi lebih stabil lagi. Jangan biarkan negara ini terus mengikis karena tidak ada pergerakan sama sekali di dalamnya.