Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku, Bola dan Kamu

13 Oktober 2025   19:17 Diperbarui: 13 Oktober 2025   19:17 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kupikir gerimis hanya turun di mataku saja
Meski tak menderas dan lantas lalu menjadi hujan
Namun, gerimis itu masih menggenang
Bahkan hingga selepas maghrib ini-pun jatuh

Bermulanya pada dini hari kemarin itu
Meski aku sendirian di depan layar televisi malam
Dan kamu nun di sana bersamaku dalam genggam henpon
Kita sama-sama kecewa dalam kesedihan bola

Seharusnya, kita tak semestinya luruh berlarut
Kemarin itu hari yang telah pergi dan usah lagi menoleh jauh
Namun, satu hal ini tak banyak dipahami penuh orang
Pada hitam pupil mataku ini ada bola yang tak pernah pergi

Baca juga: Komik Bola

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun