Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Padang Panjang

14 Mei 2024   09:21 Diperbarui: 14 Mei 2024   09:29 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Padang Panjang

Suhu yang dingin erat bersidekap
Minyak goreng membeku
Pagi menyapa dengan nafas berembun
Padang Panjang 50 tahun silam

Kaki kecil ini tersenyum larut
Berpacu canda terburu melipat langkah
Dalam cengkeraman peluh hati selalu bernyanyi
SDN 1 Pasar Usang menjadi tujuan

Siang begitu terik membakar
Namun sengatnya taklah panas berasa
Ditemani sepotong Tebu singgalang yang manis
Kaki kecil ini riang menjengkal pulang

Ketika sore mulai menjemput
Juz Amma erat menggamit langkah
Surau kami di pinggiran tabek telah menanti
Ustad Tarmizi menyambut damai

 

Sekali waktu ketika luang,
Ayahku mengajak raun ke Lubuak Mato Kuciang
Pemandian alam yang di sesaki Ikan Gariang
Kami larut dalam kesejukan gigil

Hari ini, Padang Panjang berbeda
Galodo telah menyapu sebagian kenangan silamku
Alam menyapa dengan kearifan purbanya
Ketika hulu sungai Singgalang 'tlah ramai dijejali nafsu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun